Tower Bersama Segera Terbitkan Obligasi Valas Rp 9,1 Triliun di Singapura untuk Lunasi Pinjaman
Dana segar yang akan didapat dari penerbitan obligasi valas ini akan digunakan untuk melunasi pinjaman sindikasi yang diterima perseroan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten pengelola menara telepon seluler PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akhirnya mendapatkan persetujuan dari pemegang saham terkait dengan rencananya menerbitkan surat utang (notes) dalam valas dengan denominasi dolar AS senilai 650 juta dolar AS atau sekitar Rp 9,1 triliun.
Dana segar yang akan didapat dari penerbitan obligasi valas ini akan digunakan untuk melunasi pinjaman sindikasi yang diterima perseroan dari sejumlah lembaga keuangan.
Sementara, persetujuan dari pemegang saham didapat dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tower Bersama yang digelar Rabu (30/10/2019) di Jakarta.
Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan, pelunasan pinjaman sindikasi perseroan melalui pembiayaan dari penerbitan obligasi valas ini merupakan upaya perseroan untuk refinancing atas kewajiban kepada pihak ketiga.
"Jadi bond yang kita terbitkan ini untuk refinancing. Sindikasi loan yang kita terima sebelumnya, akan kita bayar dengan dana dari bond," ujarnya.
Penerbitan surat utangnya sendiri akan dilakukan tahun depan dengan periode jatuh tempo utang pokok maksimal 10 tahun dengan bunga maksimal 6 persen.
Penerbitan surat utang ini akan dilakukan di Singapura untuk menjaring pembeli bond dari luar negeri, oleh Tower Bersama sebagai holding, tidak oleh anak perusahaan perseroan yang berkedudukan di Singapura, seperti rencana semula.
Baca: Mengintip Kombinasi Visual Kamera 64MP dan Layar Super Amoled di Realme XT
"Bulan Mei lalu kita sudah RUPS dan sudah ada agenda penerbitan RUPS. Saat itu rencananya kita akan terbitkan sebanyak 850 juta dolar AS surat utang valas lewat anak usaha kita di Singapura. Mata uangnya dalam dolar AS. Jumlah yang di terbitkan tidak sebanyak rencana di awal karena kita sebelumnya sudah mendapatkan pinjaman," jelas Helmy.
Baca: Kisah Viral, Mempelai Wanita di Majene Meninggal Karena Kelelahan Seminggu Setelah Acara Resepsi
Untuk di RUPSLB kali ini, angkanya kita revisi. Rencana penerbitannya tidak lagi lewat anak usaha, tapi langsung oleh perusahaan holding PT Tower Bersama Infrastructure Tbk," lanjut Helmy.
Soal waltu penerbitan, Helmy menyatakan pihaknya sedang mengkaji agar jika tahun depan mau menerbitkan bonds dalam mata uang asing perseroan sudah mendapat persetujuan dari pemegang saham.
RUPSLB Tower Bersama yang digelar kemarin juga memberi persetujuan usulan pemecahan saham (stock split) nilai nominal saham dengan rasio 1:5 yang akan mengubah nilai nominal saham perseroan dari Rp 100 per saham menjadi Rp 20 per saham.
Jumlah saham beredar perseroan akan berubah dari 4.531.399.889 menjadi 22.656.999.445 lembar saham. Jadwal stock split akan diumumkan lebih lanjut oleh perseroan setelah menerima persetujuan dari Bursa Efek Indonesia.
Menurut Helmy, stock split ini akan membantu menjaga saham perseroan yang diperdagangkan di bursa tetap likuid dan diminati investor.