Industri Sawit Malaysia Anggap Indonesia Kuat Jadi Pesaing Pasca keputusan Boikot India
Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia secara tradisional lebih kompetitif dari segi biaya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai negara pengekspor minyak sawit mentah terbesar dunia kini Indonesia dipandang sebagai pesaing Malaysia pasca keputusan baru India memboikot pembelian minyak kelapa sawit asal Malaysia.
Asosiasi Penyulingan Kelapa Sawit Malaysia (PORAM) mengatakan, langkah India tersebut mengindikasikan Malaysia saat ini harus bersaing dalam penjualan kelapa sawit mentah ke India. Sementara, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia secara tradisional lebih kompetitif dari segi biaya.
"Ini menempatkan Indonesia dan Malaysia dalam perselisihan, akan ada perang harga antara kedua negara ini, dan kami akan kalah," kata Ketua PORAM Jamil Haron.
"Kami memang masih bisa menjual minyak sawit mentah, tapi sekarang cukup berat karena harus bersaing dengan Indonesia,".
Haron mengatakan bahwa pembatasan terhadap impor minyak sawit olahan Malaysia ini bisa dalam bentuk kuota dan peraturan lainnya.
Malaysia pada tahun lalu telah menyusul Indonesia sebagai pemasok minyak kelapa sawit terbesar ke India.
Minyak kelapa sawit merupakan ekspor pertanian terbesar Malaysia, menyumbang 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan 4,5 persen dari total ekspor.
Seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia yang enggan disebut namanya, menilai ekspor Malaysia akan mulai turun dari akhir Januari setelah berakhirnya masa kontrak saat ini.
Malaysia mengekspor sekitar 3,9 juta ton minyak kelapa sawit ke India pada 2019.
Dari jumlah ini, 2,04 juta ton diantaranya merupakan palm olein, seperti yang tercantum dalam data Refinitiv.
Baca: Di India, Admin Grup WhatsApp Bisa Dipenjara jika Anggota Sebar Gambar Porno
Ketua Eksekutif Asosiasi Minyak Kelapa sawit Malaysia Nageeb Wahab mengatakan bahwa pembatasan ekspor minyak sawit olahan akan menguntungkan kilang penyulingan India.
Baca: PM Mahathir Mohamad Tanggapi Keputusan India Boikot Minyak Sawit Malaysia
Sebelumnya, PM Mahathir menyampaikan pada Oktober lalu, India 'menyerbu dan menduduki' Kashmir, wilayah yang sebagian besar kawasannya diperebutkan juga oleh Pakistan.
Pada Desember 2019, tokoh berusia 94 tahun ini mengkritisi kebijakan baru India yang dinilai memicu keresahan dengan adanya Undang-undang (UU) Kewarganegaraannya yang berbasis agama dan mengecualikan kaum muslim.
Kritisi PM Mahathir pun membuat kecewa Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dan menghasilkan keputusan terhasap boikot minyak kelapa sawit Malaysia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.