Melemah! Rupiah Berada di Level Rp 16.037 Per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah, hingga Jumat (20/3/2020) pukul 10.18 WIB. Rupiah berada pada level Rp 16.037 per dolar AS.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
Virus ini diperkirakan akan semakin melemahkan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dengan Bank Indonesia sekarang memproyeksikan pertumbuhan tahunan sebesar 4,2 persen hingga 4,6 persen untuk tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya 5 persen hingga 5,4 persen, kata Gubernur Perry Warjiyo.
Bagian paling bawah proyeksi akan menjadi perluasan paling lambat sejak 2003.
Keuntungan obligasi pemerintah 10 tahun Indonesia naik 10 basis poin setelah keputusan sementara rupiah terus jatuh terhadap dolar, mencapai titik terendah sejak 1998.
Pemotongan pada Kamis dilakukan setelah serentetan bank sentral, termasuk Federal Reserve AS, memangkas suku bunga dampak ekonomi dari virus semakin jatuh.
The Reserve Bank of Australia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan darurat, Kamis, mencapai batas kebijakan konvensional.
Filipina juga memangkas suku bunga kuncinya sebesar 50 basis poin pada Kamis, pemangkasan terbesar sejak mengadopsi kerangka suku bunga saat ini pada 2016.
Kasus Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus, telah melonjak di Indonesia dalam beberapa hari terakhir, disertai peningkatan kematian.
Situasi yang memburuk telah menimbulkan kekhawatiran tentang meningkatnya risiko bagi perekonomian, yang sudah menurun di tengah kemerosotan dalam pariwisata dan perdagangan, dan yang sekarang menghadapi kemungkinan penguncian yang selanjutnya dapat mengurangi permintaan konsumen.
Pertarungan pelonggaran terbaru terjadi setelah pemotongan bulan lalu dan empat pengurangan tahun lalu.
Pemerintah telah mengumumkan rencana untuk menyuntikkan stimulus, meluncurkan tiga paket darurat dalam beberapa minggu terakhir, termasuk sebanyak 1,8 miliar dolar AS pada Rabu (18/3/2020).
Rupiah telah anjlok lebih dari 13,7 persen terhadap dolar pada bulan lalu, menjadikan Indonesia sebagai yang terburuk di Asia.
Virus ini telah memicu kekhawatiran atas keamanan pangan tetapi inflasi sejauh ini tetap tenang, berada pada 3 persen di bulan Februari dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Bank Indonesia memperkirakan harga akan naik 3 persen tahun ini, jumlah itu lebih lambat dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,3 persen.
Bank sentral mengharapkan pemulihan berbentuk V setelah virus mereda, memproyeksikan pertumbuhan PDB sebesar 5,2 persen hingga 5,6 persen pada tahun 2021.
Pemulihan dapat dibantu oleh serangkaian reformasi yang Presiden Joko Widodo berusaha untuk mendorong melalui parlemen, termasuk dipotong menjadi tarif pajak perusahaan dan perombakan aturan pasar tenaga kerja.
(Tribunnews.com/Yurika Nendri)(Kompas.com/Kiki Safitri)