Harga Karet dan Rosin Anjlok, PUPR Siapkan Dana Rp 100 Miliar Beli Panenan Petani
Kementerian PUPR tengah menyiapkan program padat karya tunai yang meliputi pengerjaan rumah tidak layak huni, pemeliharaan rutin jembatan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menyiapkan anggaran Rp100 miliar untuk membeli karet dan rosin rakyat di daerah.
“Kita ingin beli karet yang harganya sedang turun untuk campuran aspal dan rosin sebagai campuran cat marka jalan,” kata Basuki dalam video confrence di Gedung BNPB Jakarta, Senin (13/4/2020).
Menurutnya, pemerintah akan membeli langsung ke koperasi di kawasan penghasil karet seperti Pontianak, Sumsel, Lampung, Jambi,dan Riau.
Basuki menjelaskan pihaknya juga tengah menyiapkan program padat karya tunai yang meliputi pengerjaan rumah tidak layak huni, pemeliharaan rutin jembatan, peremajaan saluran air (drainase) perkotaan kumuh, perbaikan jalan produksi di persawahan hingga sanitasi air bersih dan sanitasi air minum.
Baca: Omset Bisnis Ayam Geprek Bensu Terjun Bebas Gara-gara Corona
Hal ini dilakukan untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarkaat di pedesaan agar daya beli mereka tetap terjaga di tengah pandemi Covid-19.
Baca: Nikita Mirzani Mengaku Pernah Ditawari Single Baru Oleh Mendiang Glenn Fredly
PUPR juga berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk mengidentifikasi data diri Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI asal Malaysia yang bisa mengikuti program padat karya tunai.
Baca: Kemarin Dilarang, Kini Ojol Boleh Angkut Penumpang di Wilayah PSBB dengan Protokol Kesehatan
“Program padat karya tunai bekerja sama dengan Kemenlu dan PMI sesuai protokol kesehatan. Tenaga kerja Indonesia yang pulang dari Malaysia akan identifikasi setelah mereka diisolasi baru bisa kerja,” ujarnya.
Kementerian PUPR, jelas Basuki, menggelontorkan dana Rp10,22 triliun untuk program padat karya tunai dari anggaran realokasi dan refocusing kementerian sebesar Rp36,19 triliun.