Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Cerita Pengusaha Kopi di Tengah Pandemi: Pelanggan Buat Kami Terharu

“Salah satu energi kami untuk survive ya baca-bacain komentar pelanggan di akun jualan online kami.” Omar Karim Prawiranegara, co-founder Dua Coffee,

BizzInsight
zoom-in Cerita Pengusaha Kopi di Tengah Pandemi: Pelanggan Buat Kami Terharu
Istimewa
Kopi Susu Kedua, produk kopi andalan kedai Dua Coffee yang dijual secara online melalui marketplace selama pandemi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - “Salah satu energi kami untuk survive ya baca-bacain komentar pelanggan di akun jualan online kami.” Omar Karim Prawiranegara, co-founder Dua Coffee, menceritakan keluh kesahnya berjualan kopi secara online di tengah pandemi Covid-19.

Kepada Tribunnews lewat telepon pada Kamis (16/4/2020) lalu, Omar membagikan perjuangannya menjaga eksistensi salah satu kedai tersohor di ibu kota ini. Semenjak penularan pandemi Covid-19 kian meluas, Dua Coffee memutuskan untuk memaksimalkan penjualan produk kopi secara online.

Langkah penjualan online ditempuh Dua Coffee seiring imbauan social distancing di minggu kedua Maret 2020. Hasilnya berbuah manis: tak ada hari tanpa ramai order. Kolom komentar selalu banjir respons positif pelanggan. Bahkan, 80 karyawan tetap Dua Coffee masih menerima gaji hingga detik ini.

Namun, dibalik pencapaian penuh syukur tersebut, sebelumnya Dua Coffee harus menempuh tantangan yang berbelit.

Tiba-tiba, semua tak lagi sama bagi Dua Coffee

Dua Coffee yang didirikan Omar dan sahabatnya, Rinaldi Nurpratama, pada Agustus 2016 lalu, telah memiliki beberapa kedai di Indonesia, tepatnya Cipete, Bintaro dan Bandung. Bahkan, kerja keras Omar dan kawan-kawan telah mengantarkan Dua Coffee hingga ke mancanegara. Satu kedai di Washington DC, AS, resmi dibuka Februari 2019 silam.

Sah-sah saja untuk mengatakan bahwa Dua Coffee menuai kesuksesan yang signifikan dalam waktu singkat.

BERITA REKOMENDASI

Kedainya tidak pernah sepi pengunjung, terutama oleh anak muda. Sajian kopi nikmat yang berpadu dengan suasana nyaman dan pelayanan ramah, membuat popularitas kopi ini melambung.

Namun, pandemi Covid-19 jadi mimpi buruk bagi industri kopi Indonesia. Terlebih ketika aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diserukan pemerintah. Akibatnya, banyak kedai yang tutup dan para pegawai atau barista dirumahkan.

Semua tak lagi sama bagi Dua Coffee. Mengikuti imbauan pemerintah, mulanya kedai hanya melayani pesanan takeaway. Para pegawai paruh waktu terpaksa dirumahkan. Puncaknya adalah ketika aturan PSBB diketuk palu yang berimbas pada penutupan resmi semua kedai Dua Coffee.

“Sejak pandemi ini berlangsung, kita lacak penjualan dan bikin keputusan day by day. Di awal social distancing masih aman secara omzet, tapi ketika dua minggu berlangsung, omzet di beberapa lokasi langsung turun drastis,” ungkap pemuda lulusan Universitas Padjajaran ini.

Soal nasib pegawai, dengan nada cemas campur syukur ia melanjutkan, “Yang part-time terpaksa dirumahkan. Cuma kalau full-time masih kerja bareng sama kita.”


Dihantui rasa cemas, Omar dan kawan-kawan memutar otak untuk menjaga rantai bisnis mereka. Akhirnya diputuskan bahwa tak ada jalan lain selain beralih seluruhnya ke penjualan online.

Singkat cerita, Dua Coffee mengalihkan pelayanan di kedai Cipete, Jakarta Selatan, menjadi sebuah merchant online yang dapat ditemukan di aplikasi ojek online dan marketplace Tokopedia.

dua coffee shop 1
Dua Coffee Shop. Akun toko online Dua Coffee di Tokopedia. Toko ini berstatus Power Merchant, sehingga meningkatkan keperayaan lebih tinggi sebagai seller.

Melalui toko online, Dua Coffee menjual biji kopi utuh, biji kopi yang telah digiling, dan yang jadi favorit adalah kopi susu kemasan botol literan.

Kopi susu dalam botol besar ini diracik dalam berbagai varian minuman, seperti Kopi Susu Kedua, Earl Grey Milk Tea, Teh Susu Jahe, dan Mocha Jelly. Uniknya, mereka juga menyediakan berbagai produk makanan rumahan siap saji dan camilan.

“Bukan hal yang haram buat kedai kopi untuk berjualan makanan juga. Mau nggak mau kami coba pivoting dikit dari beberapa produk dan nggak cuma kopi ya, sekarang kami jualan frozen food dan makanan rumah siap saji, karena udah mau masuk bulan puasa kan.” papar Omar.

Hasil tak sia-sia: pendapatan aman, respons pelanggan mengharukan

Ketika ditanya soal pendapatan yang diraup selama berjualan online di tengah pandemi, Omar dengan singkat hanya menjawab dengan haru biru, “Alhamdulilah berjalan dua minggu ini, berjualan online jadi tulang punggung omzet dan teman-teman masih bisa gajian penuh.”

Hasil yang memuaskan ini dapat dibuktikan melalui kolom komentar media sosial dan ulasan di Tokopedia yang banjir pujian. Banyak yang mengaku rindunya terobati karena masih bisa menyesap Kopi Susu Kedua ala Dua Coffee.

Selain itu, berkat layanan penjualan online pula pasar yang lebih luas dapat terjangkau.

“Banyak juga teman-teman saya yang domisilinya cukup jauh, seperti di Cibubur, di Jakarta Barat, dan di Bekasi ada yang komen dan japri: akhirnya, bisa rasain juga produknya Dua Coffee!” Nggak jarang juga yang posting (produk Dua Coffee) di medsos mereka dan nge-tag kami.”

Respons bernada positif di medsos dan kolom komentar marketplace juga tak jarang bikin para pegawai Dua Coffee senyum-senyum sendiri. Hal sederhana-tapi-bermakna itulah yang jadi energi Dua Coffee untuk bertahan di tengah gelombang ketidakpastian. Manis dan hangat.

“Itu yang bikin kami yang masih harus bekerja jadi semangat. Mereka juga kadang nitip pesan yang manis, kayak “sehat-sehat ya” dan menyapa beberapa barista kami,” sambung Omar.

dua coffee Ulasan positif
Ulasan positif dari para pelanggan Dua Coffee di akun Tokopedia resmi Dua Coffee Shop.

Pengalaman yang spesial secara personal bagi Omar, ia dapat kembali terhubung dengan teman lama hingga dosen yang sudah lama tak pernah berinteraksi langsung.

“Yang paling unik sih saya bisa saling sapa dengan dosen saya dulu, bahkan sama teman-teman yang lama banget nggak ketemu. Mereka tiba-tiba posting produk Dua Coffee di media sosianyal. Itu seneng baget sih. Buat saya, nggak cuma masalah transaksi jual belinya ya yang bikin hepi. Di masa sekarang, kata-kata dari mereka itu jadi magic words gitu,” cerita Omar dengan antusias.

Berjualan online, “oksigen” Dua Coffee selama Pandemi

Tak lupa, Omar juga membagikan rahasia mengenai repeat order yang semakin meningkat dalam dua minggu belakangan. Ia juga mengatakan, pendapatan tertinggi Dua Coffee didapat melalui penjualan online.

Buka-bukaan, ia mengaku Dua Coffee hanya menggunakan satu marketplace, yakni Tokopedia. Salah satu marketplace terpopuler di Indonesia inilah yang disebut-sebut Omar sebagai “oksigen” bagi Dua Coffee selama pandemi. 

“Tokopedia adalah oksigen buat kami sampai sekarang masih bisa bernafas ya,” kata Omar, “Tokopedia adalah channel yang paling mudah buat orang-orang yang sama sekali belum punya (toko) online. User experience-nya mudah dan banyak promo yang distimulus dari Tokopedia.”

Dua Coffee, yang berhasil meraup 80 persen pemesanan di kedainya dari Tokopedia, adalah bukti nyata bahwa penjualan online mampu membantu pelaku industri kopi untuk menjaga stabilitas bisnis di tengah pandemi.

Cerita-cerita seperti ini pulalah yang memicu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), Tokopedia, serta para pelaku industri kopi lokal, menginisiasi kampanye #SatuDalamKopi, upaya bersama untuk memajukan kopi nusantara sekaligus membuat roda perekonomian tetap bergerak di tengah pandemi.

Melalui inisiatif ini, kementerian terkait dan Tokopedia  ingin mengajak serta memfasilitasi para pelaku industri kopi lokal lainnya, mulai dari petani kopi, pengusaha kopi, pengolah biji kopi, hingga kreator minuman kopi untuk mulai memanfaatkan platform penjualan online.

Kampanye #SatuDalamKopi ini berlangsung pada 20-26 April 2020 di Tokopedia, dan akan melibatkan hampir 1000 pelaku industri kopi dan pecinta kopi dari berbagai penjuru Indonesia.

Sebagai salah satu bisnis kopi lokal yang bergabung dalam kampanye ini, Dua Coffee menyambut baik inisiatif ini dan berharap semakin banyak masyarakat Indonesia yang menyadari eksistensi usaha kopi lokal di lingkungannya serta meningkatkan konsumsi kopi lokal guna mendorong geliat pasar kopi di Indonesia.

Penulis: Bardjan/Editor: Dana Delani

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas