Ekonom Yakin Dampak Resesi Singapura Tak Guncang Ekonomi Indonesia
Menurut Piter, kontraksi ekonomi atau resesi selama pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19) sebenarnya merupakan kewajaran.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah optimistis dampak resesi Singapura tidak akan membahayakan ekonomi dalam negeri.
Alasannya komponen utama produk domestik bruto (PDB) Indonesia-Singapura berbeda.
“Kita tidak perlu terlalu khawatir akan dampak resesinya Singapura,” kata Piter kepada Kontan.co.id, Rabu (15/7).
Menurut Piter, kontraksi ekonomi atau resesi selama pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19) sebenarnya merupakan kewajaran. Hal tersebut terjadi hampir di semua negara.
Baca: Singapura Alami Resesi, Ekonomi Jatuh 41,2 Persen di Q2
Baca: POPULER Internasional: Fakta Resesi Singapura | Pedofilia Prancis Bunuh Diri Disorot Media Asing
Terutama negara-negara yang sangat bergantung kepada ekspor seperti Singapura. Dus, perlambatan ekonomi dunia langsung berdampak ke perekonomian mereka.
Sementara, perekonomian Indonesia lebih bergantung kepada konsumsi rumah tangga. Sepemantauan Piter, selama pandemi, konsumsi mengalami penurunan tetapi tidak terlalu besar.
“Karena konsumsi khususnya barang primer masih tetap ada. Sehingga perekonomian walaupun terkontraksi tidak akan sangat dalam seperti Singapura,” ujar Piter.
Kendati demikian, Piter bilang Indonesia diperkirakan akan masuk dalam zona resesi pada tahun 2020.
Piter meramal kontraksi ekonomi akan terjadi pada kuartal II-III 2020, bahkan bisa berlanjut ke kuartal IV-2020. Sebab, selama pandemi masih berlangsung kontraksi ekonomi sulit dielakkan.
Proyeksi CORE, di tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level minus 2%. Prediksinya, pada kuartal II-2020 antara minus 4% sampai dengan minus 5%.
Sementara, kuartal III-2020 minus 2% sampai dengan minus 3%. Selanjutnya, di kuartal IV-2020 sekitar minus 1% sampai dengan 2%.
“Sekarang ini semua negara diambang resesi, utamanya karena wabah. Indonesia juga diambang resesi, akibat jatuhnya konsumsi dan investasi, juga akibat resesi ekonomi global jadi bukan karena Singapura resesi. Kita kan tidak terlalu bergantung kepada ekspor,” kata Piter.
Informasi saja, pada Selasa (14/7) Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Singapura mengalami kontraksi sebesar 41,2% di kuartal II-2020. Pencapaian tersebut anjlok untuk kedua kalinya setelah di kuartal I-2020 juga kontraksi 3,3%.
Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Ekonom Core optimistis dampak resesi Singapura tak guncang ekonomi Indonesia