Analis: Indonesia Mau Jadi Pemain Logam Tanah Jarang, tapi China Kuasai Pasar 95 Persen
Ariston Tjendra mengatakan, Indonesia lebih dulu akan menghadapi China sebagai penguasa 90 persen lebih produksi rare earth.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ingin menggali potensi logam tanah jarang atau rare earth di Indonesia hingga jadi pemain besar dunia.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, Indonesia lebih dulu akan menghadapi China sebagai penguasa 90 persen lebih produksi rare earth.
"China memegang 95 persen produksi rare earth di dunia," ujarnya kepada Tribunnews, Rabu (23/7/2020).
Selain itu, dia menjelaskan, Indonesia memiliki pekerjaan rumah juga sebelum bisa menyaingi China dari sisi pengembangan teknologinya.
"Sepertinya Indonesia butuh teknologi untuk mengembangkan rare earth di Indonesia," kata Ariston.
Menurut dia, wacana pengembangan rare earth bisa menjadi kenyataan jika pemerintah dengan serius mengelola logam tanah jarang itu, sehingga juga bisa masuk komoditas bursa berjangka.
"Masuk bursa berjangka ini belum kayaknya karena sepertinya di Indonesia belum benar-benar digali potensinya," pungkasnya.