Dolar AS Lagi Tidak Menarik, tapi Rupiah Berpotensi Dekati Rp 15.000
Kasus positif corona atau Covid-19 di Negeri Paman Sam berdasarkan data Selasa pagi ini telah melebihi angka 5,6 juta.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai dolar Amerika Serikat (AS) sebenarnya lagi tidak menarik untuk pelaku pasar.
Sebab, kasus positif corona atau Covid-19 di Negeri Paman Sam berdasarkan data Selasa pagi ini telah melebihi angka 5,6 juta.
"Dolar AS sedang mengalami tekanan belakangan ini karena kondisi pemulihan ekonomi di AS menjadi pertanyaan. Apalagi kasus Covid-19 masih terus meninggi di sana, harusnya ini bisa mendorong penguatan rupiah," ujarnya kepada Tribunnews, Selasa (18/8/2020).
Baca: Rupiah Sudah di Rp 14.800, Analis Bilang Gara-gara Pasar Takut Indonesia Resesi
Disisi lain, lanjut Ariston,penyebab melemahnya rupiah dinilai karena takutnya pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia.
"Ketakutan ini mungkin jadi pendorong dari pelemahan rupiah. Padahal, sebenarnya dolar AS sedang tidak menarik," katanya.
Baca: Rupiah Hari Ini 18 Agustus 2020 Menguat Tipis ke Rp 14.907 per Dolar AS, Berikut Kurs di 5 Bank
Karena itu, dia memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan kembali melemah hingga mendekati level Rp 15.000.
"Rupiah masih berpotensi melemah besok dengan kisaran Rp 14.750 hingga Rp 14.950 per dolar AS," pungkas Ariston.
Adapun, secercah harapan besok untuk pelaku pasar bersumber dari menunggu hasil rapat Bank Indonesia dengan stimulus baru untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia serta mendorong penguatan rupiah.