Pertamina dalam Sorotan: Rugi Rp 11 Triliun hingga Rencana Hapus Premium dan Pertalite
Hal ini menyusul langkah Pertamina mengkaji kemungkinan menghapus Pertalite dan Premiun dari pasaran.
Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
![Pertamina dalam Sorotan: Rugi Rp 11 Triliun hingga Rencana Hapus Premium dan Pertalite](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pandemi-covid-19-konsumsi-bbm-cenderung-melemah_20200513_193643.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - PT Pertamina menjadi sorotan kembali.
Hal ini menyusul langkah Pertamina mengkaji kemungkinan menghapus Pertalite dan Premium dari pasaran.
Sebelumnya, Pertamina juga menjadi sorotan karena mengalami kerugian sebesar Rp 11 Trilun di semester I-2020.
Kerugian yang dialami Pertamina itu dikait-kaitkan dengan kinerja Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Baca: Benarkah Pertamina Bakal Hapus Premium dan Pertalite?
Berikut rangkuman berita terbaru Pertamina sebagaimana dihimpun Tribunnews.com, Selasa (1/9/2020):
1. Kaji Hapus Pertalite dan Premium dari Pasaran
![Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, harga BBM bisa saja diturunkan dengan memilih biaya produksi yang lebih rendah, yakni meningkatkan impor minyak murah dan memangkas produksi, atau bahkan menutup sektor hulu migas.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dirut-pertamina-9211221.jpg)
Pertamina mempertimbangkan untuk menghapus dua jenis BBM, yakni Pertalite dan Premium.
Hal itu mengemuka saat dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara PT Pertamina dengan Komisi VII DPR RI pada Senin (31/8/2020) kemarin.
Dikutip dari Kontan.co.id, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan rencana penghapusan Pertalite dan Pertamax sebagai penerapan penggunaan BBM yang ramah lingkungan sesuai diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 20 Tahun 2019 yang mensyaratkan standar minimal RON 91.
Baca: Kontribusi Pertamina Group Bantu Tangani Covid-19 Capai Rp. 1,4 Triliun
Menurut Ricke, dari sekitar produk BBM yang dijual Pertamina, ada dua produk yang RON-nya dibawah 91, yakni Ron 88 (Premium) dan RON 90 (Pertalite).
"Kita akan mencoba melakukan pengelolaan hal ini karena sebetulnya premium dan pertalite ini porsi konsumsinya paling besar," kata Nicke, Senin (31/8/2020)
Nicke melanjutkan, hanya tinggal 7 negara yang masih menjual produk gasoline di bawah RON 90, yakni Bangladesh, Kolombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, Uzbekistan dan Indonesia.
Menurutnya, padahal Indonesia masuk dalam kelompok negara yang memiliki GDP US$ 2.000 hingga US$ 9.000 per tahun.
Berdasarkan klasifikasi tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memasarkan jumlah jenis produk BBM paling banyak, yakni 6 jenis produk.