Jadi Wapres 2 Kali, Jusuf Kalla Merasa Bersalah karena Gagal Tekan Konsumsi Rokok
Jusuf Kalla (JK) mengakui bukan industri teknologi maupun energi yang menjadi bisnis potensial di negara ini, melainkan rokok.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Dominasi teknologi dunia, saat ini dikuasai oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Jepang dan Korea Selatan (Korsel).
"Keadaan ekonomi kita sangat berbeda dibanding negara lain, ekonomi Amerika perusahaan paling maju sekarang IT. Dulu tahun 60-70, perusahaan raksasa paling kaya minyak Chevron, Exxon dan sebagainya, di Jepang bankir Softbank atau perusahaan lainnya, Korea Selatan IT juga Samsung," tutur JK.
Sedangkan di India, orang terkaya di sana memiliki perusahaan yang bergerak di bidang energi.
"Sementara India, orang paling kaya di energi," papar JK.
Lalu JK pun menyebut orang terkaya di Indonesia justru mereka yang berfokus pada bisnis rokok, bukan teknologi maupun energi.
Menurutnya, potensi bisnis di negara ini malah cenderung ke arah yang menimbulkan dampak buruk.
Ia juga menyebut 'nyali' orang Indonesia sangat besar, karena bukan rahasia bahwa rokok memiliki risiko buruk bagi kesehatan, namun nyatanya tetap banyak diminati.
"Berarti orang Indonesia berani-berani, meski dibungkusnya ditulis dapat menyebabkan kanker, kematian, tetap saja rokok maju. Jadi orang Indonesia berani, walau diancam kanker, dia nggak peduli. Sehingga orang paling kaya (posisi) 1,2,3 itu pengusaha rokok, di mana di dunia ini yang kayak gitu? Nggak ada," pungkas JK.