Pemerintah Maksimalkan UKM Isi Ceruk Pasar Haji dan Umroh
setidaknya ada market dua juta orang yang selalu pergi ke tanah suci membutuhkan asupan produk makanan Indonesia.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia mendorong Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk memenuhi kebutuhan pasar haji dan umroh yang memiliki potensi besar setiap tahunnya.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan setidaknya ada market dua juta orang yang selalu pergi ke tanah suci membutuhkan asupan produk makanan Indonesia.
Baca juga: Mendag Lutfi Yakin Indonesia Akan Jadi Pengekspor Besar Produk Besi Baja
"Kita ingin produk ini bisa menjadi subjek utama ekspor non migas kita terutama oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Jemaah ini paling tidak dari makanannya bisa didominasi produk Indonesia," kata Lutfi saat penandatanganan nota kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Agama, dan Kadin Indonesia, Rabu (13/1/2021).
Baca juga: Dukcapil Kemendagri Terbitkan Akte Kematian Okky Bisma, Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
Pihaknya menyadari bahwa sektor UKM memiliki banyak tantangan untuk bisa menjadi pemain global.
Pemerintah tidak tinggal diam untuk membantu perolehan sertifikasi dari The Saudi Food and Drug Authority (SFDA) sekaligus menjaga kualitas yang standarnya sama dari masa ke masa.
"Perlunya kerjasama instansi pemerintah ataupun swasta agar UKM kita sanggup berkompetisi baik di dalam negeri maupun di luar negeri," tegasnya.
Sementara, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan ada beberapa produk yang siap disuplai UKM Indonesia ke Arab Saudi antara lain sambal, kopi, kecap, teh, dan gula.
"Kementerian Koperasi juga mendukung kolaborasi yang dilakukan lintas kementerian ini melalui pembiayaan, pelatihan, sertifikasi produk, kurasi produk, dan juga promosi termasuk akses pasar sebagaimana diatur dalam UU Cipta Kerja," ucapnya.
Selain kegiatan haji dan umroh, pihaknya juga berharap bisa mensuplai kebutuhan bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) misalnya yang berada Hongkong, Taiwan, dan lainnya.
"Saya kira kita juga bisa mensuplai mereka selain yang utama kuliner tapi juga pakaian dari Indonesia. Ini menjadi potensi besar untuk menjadi entry point kita masuk ke pasar luar negeri," tukas Teten.