Sepanjang Maret 2021, Ada 3 Kali Kejadian RTB Pesawat Milik Lion Air Group, Ini Penjelasan Manajemen
Sepanjang Maret tahun ini, sudah ada tiga kali kejadian Return to base atau kembali ke bandara asal yang dialami dua maskapai milik Lion Air Group
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang Maret tahun ini, sudah ada tiga kali kejadian Return to base atau kembali ke bandara asal yang dialami dua maskapai yang tergabung dalam Lion Air Group.
Insiden pertama yaitu pada 6 Maret 2021. Pesawat Batik Air ID-6803 rute Jambi-Jakarta terpaksa mendarat kembali atau return to base (RTB) di Bandara Sultan Thaha Jambi, karena kendala di roda bagian depan, Sabtu (6/3/2021).
Sedangkan, berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, kejadian RTB kedua yaitu juga dialami Batik Air pada 28 Maret 2021. Pesawat Batik Air dari Semarang menuju Jakarta putar balik (return to base) setelah 15 menit mengudara, karena ada gangguan indikator di kokpit.
Baca juga: Gangguan Kontrol Kemudi, Lion Air Rute Surabaya-Banjarmasin Putar Balik Usai 20 Menit Mengudara
Sementara, kejadian ketiga yaitu, terjadi pada hari ini, karena gangguan pada kontrol kemudi, Lion Air Rute Surabaya-Banjarmasin Putar Balik Usai 20 Menit Mengudara.
Saat dikonfirmasi terkait rentetan kejadian RTB tersebut, Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan keselamatan adalah prioritas utama.
"Pelaksanaan dijalankan sebagaimana pedoman protokol kesehatan, mengutamakan aspek=aspek yang memenuhi unsur keselamatan, keamanan penerbangan," katanya, Selasa (30/3/2021) malam kepada Tribunnews.com.
Dalam operasional penerbangan, kata Danang, Lion Air Group selalu patuh pada aturan-aturan penyeleengaraan penerbangan.
"Pak, sebelum dioperasikan (diterbangkan) pesawat sudah menjalani pemeriksaan sebelum berangkat, dan dinyatakan laik terbang," katanya.
Berikut kejadian lengkapnya:
1. Roda Bermasalah, Pesawat Batik Air Jambi-Jakarta Mendarat Darurat (6 Maret 2021)
Pesawat Batik Air ID-6803 rute Jambi-Jakarta terpaksa mendarat kembali atau return to base (RTB) di Bandara Sultan Thaha Jambi, karena kendala di roda bagian depan, Sabtu (6/3/2021).
Executive General Manager Bandara Sultan Thaha, Jambi, Indra Gunawan mengatakan jika pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6803 registrasi PK-LUT, tujuan Jakarta, berangkat dari Jambi membawa penumpang sebanyak 117 orang.
"Akibat kejadian ini, tiga jadwal penerbangan yang terdampak atau dibatalkan (cancel) yaitu penerbangan pesawat Lion, Batik Air dan Citilink yang semuanya adalah tujuan ke Jakarta (CGK)," kata Indra Gunawan, Minggu (7/3/2021).
Pesawat Batik Air lepas landas dari Bandara Sultan Thaha Jambi pukul 13.28 WIB namun pesawat mendarat kembali (RTB) pukul 13.51 WIB karena ada kendala pada roda depan (nose wheel).
Dalam kejadian yang video dan fotonya sempat viral di medsos tersebut, tidak ada korban jiwa dan seluruh penumpang dan kru pesawat segera dievakuasi ke terminal menggunakan bus.
Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6803 rute Jambi-Jakarta mendadak Return To Base (RTB) pada Sabtu 6 Maret 2021. Setelah lepas landas, pilot memutuskan untuk kembali ke bandar udara keberangkatan dikarenakan ada salah satu indikator menyala di ruang kokpit (yang memberitahukan atau menunjukkan) kemungkinan ada kendala teknis (technical reason).
Pihak Batik Air mengklaim pesawat tersebut telah dipersiapkan dengan baik sebelum melakukan keberangkatan.
"Bahwa telah dijalankan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan sebagaimana pedoman protokol kesehatan. Batik Air penerbangan ID-6803 dipersiapkan secara baik," kata Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangannya pada Sabtu (6/3/2021).
Seluruh tamu dan awak pesawat dibawa ke ruang tunggu bandar udara untuk mendapatkan penanganan dan informasi lebih lanjut. Pesawat tersebut dijadwalkan keberangkatan pukul 13.00 WIB (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07), dan diperkirakan tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada 14.10 WIB.
Sebelum dioperasikan, pesawat Airbus 320-200 registrasi PK-LUT itu disebut telah menjalani pemeriksaan lebih awal, yakni sebelum diterbangkan (pre-flight check) dan dinyatakan laik terbang dan beroperasi (airworthy for flight).
Dalam penerbangan ID-6803, Batik Air membawa enam awak pesawat, 114 tamu dewasa, 2 (dua) tamu anak-anak serta 1 (satu) balita.
2. Ada Gangguan Indikator di Kokpit, Batik Air Tujuan Jakarta Putar Balik ke Semarang (28 Maret 2021)
Pesawat terbang komersial milik maskapai Batik Air dari Semarang menuju Jakarta putar balik (return to base) setelah 15 menit mengudara.
Sebelumnya, Pesawat Batik Air dengan nomor ID 6355 tersebut lepas landas dari bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah hendak menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pesawat Boeing 737-900ER registrasi PK-LBI tersebut diketahui mengangkut 120 penumpang dan enam awak pesawat.
"Setelah 15 menit mengudara, dalam memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan ID-6355, pilot memutuskan untuk kembali ke bandar udara asal (return to base/ RTB)," kata Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro dalam pernyataan yang diterima Tribun, Minggu (28/3/2021).
Sang pilot melakukan komunikasi dengan petugas lalu lintas udara untuk kembali ke bandara asal dikarenakan ada satu indikator pada kokpit yang menunjukkan komponen tertentu tidak dalam posisi yang seharusnya sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kembali di darat.
"Keputusan pilot ini sesuai standar prosedur keselamatan udara," ujar Danang
Danang mengatakan Batik Air tersebut lepas landas dengan jadwal keberangkatan dari Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani pada 14.15 WIB (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07) dan diperkirakan tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada 15.15 WIB.
Sebelum mendarat kembali (RTB) pesawat melakukan putaran (holding) dikarenakan cuaca buruk dengan jarak pandang pendek yang tidak memenuhi kualifikasi keselamatan untuk pesawat mendarat atau lepas landas.
"Setelah jarak pandang dinyatakan aman dan mendapatkan izin mendarat dari pengatur lalu lintas udara, Batik Air penerbangan ID-6355 mendarat pukul 15.00 WIB," ujar Danang.
Pesawat saat ini sudah berada di landas parkir (apron) bandar udara.
Seluruh penumpang diarahkan dan dibawa ke ruang tunggu guna mendapatkan informasi dan layanan lebih lanjut.
Batik Air telah menyampaikan informasi sesuai perkembangan terkini dan sedang mempersiapkan kompensasi keterlambatan keberangkatan (delay management) berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Pilihan layanan yang juga diberikan kepada tamu atau sesuai permintaan tamu penerbangan ID-6355, antara lain perubahan jadwal keberangkatan (reschedule), pengembalian dana dari tiket (refund).
Danang menjelaskan sebelum lepas landas dari Bandara Ahmad Yani, Semarang kondisi pesawat Batik Air ID 6355 dalam kondisi laik terbang.
"Sesuai standar operasional prosedur, pengecekan pesawat sebelum keberangkatan (pre flgiht check) tetap dijalankan secara menyeluruh berdasarkan Company Maintenance Manual oleh teknisi. Hasil pengecekan pada pesawat, bahwa dinyatakan laik terbang dan beroperasi (airworthy for flight)," katanya.
Atas hal tersebut, pihak maskapai meminta maaf.
"Batik Air menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh tamu yang terganggu perjalanannya atas ketidaknyamanan yang timbul dari penerbangan ID-6355," ujar Danang.
3. Gangguan Kontrol Kemudi, Lion Air Rute Surabaya-Banjarmasin Putar Balik Usai 20 Menit Mengudara (30 Maret 2021)
Pesawat Boeing 737-900 ER milik maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT-224 tujuan Surabaya-Banjarmasin terpaksa putar balik ke bandara asal alias 'Return To Base'.
Pesawat tersebut sempat mengudara 20 setelah lepas landas dari Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur sekitar pukul 06.45 WIB.
Baca juga: AirAsia Tawarkan Tiket Plesiran ke Belasan Destinasi Domestik dan ASEAN, Bayarnya Rp 1,6 Juta
"Setelah 20 menit mengudara dari jadwal keberangkatan pukul 06.45 WIB (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07), pilot memutuskan untuk kembali ke bandar udara asal (return to base/ RTB)," ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro dalam pernyataan yang diterima Tribunnews, Selasa(30/3/2021).
Keputusan pilot melakukan putar balik, kata Danang, sangat tepat dan sesuai prosedur pengoperasian pesawat udara.
Hal tersebut dilakukan karena pilot mengetahui adanya indikator pada ruang kemudi (kokpit) yang menunjukkan kemungkinan adanya gangguan pada kontrol kemudi sehingga tidak berfungsi secara maksimal.
"Oleh karena itu, perlu dilaksanakan pemeriksaan terhadap pesawat udara di darat," ujar Danang.
Danang mengatakan pesawat mendarat di Bandar Udara Internasional Juanda pukul 07.25 WIB. Setelah posisi pesawat berada pada tempatnya yakni di landas parkir (apron), seluruh penumpang yang berjumlah 75 orang diarahkan dan dikembalikan ke ruang tunggu, guna mendapatkan informasi lebih lanjut.
"Lion Air menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang timbul pada perjalanan udara penerbangan JT-224 terganggu," kata Danang.
Akibat adanya gangguan tersebut, maskapai Lion Air telah memberikan layanan kompensasi keterlambatan keberangaktan (delay management) menurut ketentuan yang belaku. Lion Air memfasilitasi sesuai permintaan penumpang, apabila ada yang akan melakukan perubahan jadwal keberangkatan (reschedule) atau mengajukan proses pengembalian dana tiket (refund).
Penerbangan JT-224 yang mengalami penundaan keberangkatan dipersiapkan dan dipindahkan dengan menggunakan pesawat Lion Air lainnya.
Kata Danang penerbangan JT-224 dioperasikan Boeing 737-900ER registrasi PK-LPY dengan status pesawat dalam kondisi laik terbang dan beroperasi.
Sebelum diterbangkan, teknisi dan pilot telah melaksanakan pengecekan pesawat (pre flight check). Pesawat dinyatakan laik terbang dan beroperasi (airworthy for flight)
"Penerbangan JT-224 sudah menerbangkan kembali 75 penumpang serta tujuh kru pukul 09.19 WIB dan memiliki waktu kedatangan di Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor pada 09.30 WITA. Saat ini, teknisi masih menjalankan pemeriksaan pesawat Boeing 737-900ER registrasi PK-LGJ. Lion Air meminimalisir dampak yang timbul, agar penerbangan Lion Air lainnya tidak terganggu," ujar Danang.