Mengintip Titik Balik Industri Fashion Lokal di Tengah Pandemi
adanya digitalisasi mampu membuat industri fashion bangkit dalam krisis ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah satu tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan dunia, berdampak pada perkembangan ekonomi di berbagai sektor industri, satu di antaranya industri fashion.
Bedasarkan laporan The State of Fashion 2021 oleh The Business of Fashion dan McKinsey, 45 persen responden yang merupakan fashion executive mengatakan pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi sebagai tantangan terbesar di 2021.
“Seperti yang kita ketahui, fashion executive di seluruh dunia bahwa krisis ekonomi dan pandemi Covid-19 adalah tantangan terbesar di tahun 2021. Hal itu juga disepakati oleh para pelaku fashion lokal di seluruh Indonesia,” ujar Pimpinan Redaksi HerStory Clara Aprilia Sukandar dalam keterangan resmi, Rabu (31/3/2021).
Baca juga: Menko Airlangga: UU Cipta Kerja Dorong Transformasi Ekonomi
Clara menjelaskan, adanya digitalisasi mampu membuat industri fashion bangkit dalam krisis ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Digitalisasi memberikan optimisme baru, di mana 71 persen fashion executive berharap bisnis fashion mereka akan tumbuh 20 persen atau lebih di 2021.
Baca juga: MUFFEST 2021 : Tampilkan Trend 2021 Fashion Kasual Namun Tetap Stylish di Masa Pandemi
Selain itu, lanjut Clara, adanya digitalisasi bermanfaat dalam kemajuan bisnis, melakukan branding, dan menciptakan reputasi brand yang baik di mata masyrakat.
"Karena itu, disebutkan bahwa digitalisasi adalah kunci atau peluang terbesar bagi industri fashion untuk bangkit kembali," katanya.
Dia menambahkan, menurut laporan Fashion’s Big Reset 2020 oleh Boston Consulting Group bahwa perusahaan fashion dapat meningkatkan 30 persen hingga 55 persen penjualan melalui digital commerce.
"Peningkatan penjualan pun bisa dilakukan melalui digitalisasi, misalnya digital commerce. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan konsumen dalam berbelanja," pungkasnya.