Karyawan Aset Paling Berharga, 27 Tahun Mengabdi Sutrimo Terharu Menerima Ini dari Tempat Kerjanya
Nojorono merupakan perusahaan rokok kretek yang berpusat di Kudus, Jawa Tengah, dan merupakan salah satu perusahaan rokok kretek tertua di Indonesia
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi banyak perusahaan, karyawan merupakan aset paling berharga yang dimiliki untuk mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan. Karenanya, perusahaan akan berusaha mempertahanan karyawan berprestasi.
“Bagi kami, karyawan adalah aset yang sangat berharga, dan komitmen inilah yang terus dijaga pada setiap kebijakan strategis yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan bisnis,” ujar Managing Director PT Nojorono Tobacco International, Arief Goenadibrata, Kamis (15/4/2021).
Nojorono merupakan perusahaan rokok kretek yang berpusat di Kudus, Jawa Tengah, dan merupakan salah satu perusahaan rokok kretek tertua di Indonesia.
Perusahaan ini didirikan di Kudus, pada 14 oktober 1932 oleh Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay.
Di perusahaan ini, tak sedikit karyawan yang betah bekerja mengabdi sampai puluhan tahun. Satu diantaranya adalah Sutrimo, Sutrimo sudah 27 tahun bekerja di perusahaan ini dan kini dia memasuki masa purna bakti.
Baca juga: Perlu Regulasi Khusus Terkait Produk Tembakau yang Dipanaskan dan Rokok Elektrik
Sutrimo mengaku, selama bekerja di perusahaan ini, dia bisa menafkahi anak istrinya dan bisa menyekolahkan 3 anak saya hingga jenjang pendidikan tinggi. Dua diantaranya saat ini menjadi PNS dan perawat di salah satu RS terkemuka.
"Saya sangat berterima kasih untuk kesempatan berkarya bersama Nojorono, apa yang telah saya dapatkan dari perusahaan sungguh tidak pernah saya duga sebelumnya,” ujar Sutrimo.
Sutrimo merupakan satu dari 15 karyawan lintas jabatan yang menerima piagam emas dari perusahaan tempatnya bekerja.
Dalam kegiatan seremoni, sejumlah 15 karyawan purna bakti lintas jabatan dalam manajemen, menerima penghargaan berupa piagam emas yang disesuaikan dengan masa bakti. Selanjutnya, untuk ratusan karyawan purna bakti lainnya, seremoni pemberian penghargaan digelar di masing - masing kantor cabang dimana karyawan tersebut ditempatkan.
Sutrimo menyampaikan ini di acara eremoni penyerahan penghargaan yang dihadiri jajaran direksi dan karyawan yang digelar sederhana dalam acara seremonial tertutup di kantor pemasaran PT Nojorono Tobacco International di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Baca juga: DPR Minta Kemenaker Awasi Pembayaran THR Karyawan secara Aktif hingga Bentuk Call Center
HR Director PT Nojorono Tobacco International, FX. Sri Martono menyatakan, penghargaan yang diberikan kepada karyawan ini tidak hanya dinilai dari masa bakti karyawan, namun kualitas kontribusi karyawan selama berkarya yang menerapkan core values di perusahaan menjadi fokus penilaian.
Core values dimaksud adalah karyawan yang berkarakter F.A.I.T.H Fraternity, Accountability, Innovation, Trustworthy dan High Performance.
“Penghargaan diberikan kepada karyawan yang telah berkontribusi bagi kemajuan perusahaan hingga saat ini. Tentunya karyawan inilah yang dinilai menjadi teladan penerapan karakter F.A.I.T.H dalam bekerja bagi rekan kerjanya,” kata Sri Martono.
John D. Kusuma, Marketing Director PT Nojorono Tobacco International mengatakan, acara seremoni sederhana ini jadi momentum penting bagi karyawan yang memasuki masa purna bakti, untuk menyampaikan pesan, kesan dan harapan mereka terhadap perusahaan.
“Mendengar cerita mereka berkarya bersama Nojorono, menjadi semangat perusahaan untuk menjaga dan terus menjalankan warisan prinsip leluhur yang dibalut dalam visi misi perusahaan,” kata John.
Nojorono kini menduduki posisi kelima terbesar di industri sigaret kretek di Indonesia. Produk SKT-nya seperti Minak Djinggo cukup dikenal di kalangan petani dan nelayan.
Tahun 2003 perusahaan ini merilis produk low tar low nicotine dan mendapat sambutan baik di pasar dan membawa perusahaan ini menduduki peringkat kedua penjualan terbaik kategori Sigaret Kretek Mesin Mild (SKMM) di pertengahan 2005.