Di sisi suplai properti, menurut data RIPMI, kota-kota di Jabodetabek mengalami kenaikan suplai, hanya Kota Bogor saja yang mengalami penurunan suplai.

Indeks suplai properti Kota Bogor turun dari 120,5 menjadi 112,5 poin pada kuartal IV 2020, sedangkan Kabupaten Bogor naik dari 123,5 poin menjadi 143,9 poin pada kuartal IV 2020.

Selanjutnya, Depok mengalami kenaikan dari 106,4 poin menjadi 116,1 poin pada kuartal IV 2020, Kota Bekasi naik drastis dari 138,7 poin menjadi 175,8 poin pada kuartal IV 2020 dan Kabupaten Bekasi juga naik drastis dari 240,5 poin menjadi 285,6 poin pada kuartal IV 2020.

Sedangkan di wilayah Banten, indeks suplai properti Kota Tangerang naik dari 135 poin menjadi 157,6 poin pada kuartal IV 2020, Kabupaten Tangerang naik dari 202,7 poin menjadi 227,3 poin padak kuartal IV 2020 dan Tangerang Selatan naik dari 97,9 poin menjadi 113,7 poin pada kuartal IV 2020.

Menurut Marine, kenaikan suplai properti di wilayah satelit Jakarta ini menjadi indikasi bahwa para pengembang fokus pada pembangunan hunian untuk kelas menengah dan menengah atas di kawasan-kawasan alternatif dengan harga yang lebih terjangkau.

Marine menjelaskan, penurunan suku bunga KPR dan KPA memang belum sebesar penurunan suku bunga acuan BI. Namun sudah terlihat upaya bank yang menurunkan suku bunga KPR sebesar 15 bps pada Juli hingga Oktober 2020, di mana pada saat itu BI7DRR stagnan di 4 persen.

Harapannya adalah perbankan terus melakukan penyesuaian suku bunga KPR dan KPA agar semakin memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah, terutama pada situasi pandemi seperti sekarang ini.

Berita ini tayang di Kompas.com: Suku Bunga KPR Turun Tipis, Apa Kabar Harga Rumah?