Digitalisasi Perkebunan Dinilai Bisa Dorong Produktivitas
Dengan digitalisasi bagi petani, pasar perkebunan dimungkinkan terbuka luas melalui platform ecommerce
Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring perkembangan zaman, digitalisasi perkebunan menjadi kunci kecepatan dan ketepatan dalam akselerasi pembangunan perkebunan.
Digitalisasi yang dilakukan meliputi pelayanan perizinan, peningkatan akurasi data, market place dan ekspor hasil perkebunan.
Dengan digitalisasi, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan produktivitas, produksi, nilai tambah dan ekspor sehingga pada akhirnya turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Sekretaris Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian Antarjo Dikin, pihaknya harus dapat menyajikan informasi bagaimana cara berkebun yang baik atau informasi komoditas unggulan ekspor apa yang ada di sub sektor perkebunan.
"Harapannya dengan penyajian informasi yang menarik dapat mengundang munculnya calon eksportir baru ataupun terbukanya pasar baru bagi komoditas perkebunan," ujarnya, Kamis (6/5/2021).
Baca juga: Perkebunan Kakao Terbesar di Dunia Dibangun di Pulau Seram Maluku
Informasi tentang komoditas perkebunan banyak namun masalahnya mengenai cara mengemas informasi sehingga informasi menjadi menarik dan bermanfaat untuk publik.
Dengan keterbukaan informasi diharapkan dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Baca juga: Bisnis Startup TaniHub Group Tumbuh di Atas 600 Persen di 2020
Keterbukaan akses informasi pada badan publik, membuat arus informasi terbuka lebar bagi masyarakat, sehingga dapat membuka peluang baru yang dapat dimanfaatkan.
"Sudah masanya petani gunakan informasi teknologi," tegas Antarjo.
Baca juga: BUMN Perkebunan Ini Selesaikan Restrukturisasi Sebesar Rp 41 Triliun
Antarjo juga berharap dengan informasi teknologi petani bisa melakukan promosi hasil perkebunannya melalui daring. Jangkauan pasar akan semakin meluas dengan memanfaatkan informasi teknologi.
Promosi secara daring tersebut juga bisa mengurangi problem penyuluhan yang makin hari tenaga penyuluh semakin menurun jumlahnya.
Teknologi informasi diharapkan bisa memberikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan petani di manapun berada.
Sementara itu di bidang pertanian perkebunan literasi digital bagi para petani masih rendah. Sehingga membutuhkan kolaborasi dari pemerintah.