Ekonomi Syariah Tidak Sekadar Kosmetik dan Busana, Juga Ada Investasi
Digitalisasi mendorong kemandirian perusahaan dalam melakukan produksi dengan sumber daya lokal untuk mengurangi impor
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyatakan, ke depan teknologi digital dibutuhkan dalam pengembangan gaya hidup halal di ekosistem ekonomi dan keuangan syariah.
Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar mengatakan, dirinya tidak ingin melihat hanya sekadar produk kosmetik dan fashion di sisi gaya hidup halal.
"Namun, juga investasi, alat pembayaran keuangan syariah, dan kebiasaan belanja di marketplace dengan adanya identifikasi produk halal," ujarnya dalam webinar "Maybank Indonesia Shariah Thought Leaders Forum 2021", Kamis (27/5/2021).
Baca juga: KNEKS Bicara Sejarah Gaya Hidup Halal hingga Produk Keuangan Syariah
Menurut Afdhal, hal-hal lain seperti ini perlu dipahami pelaku usaha syariah, sehingga dapat mengetahui kebutuhan masyarakat.
"Ke depan juga bank syariah, tidak kelihatan, semua lewat cloud, layanan digital. Tingkat pembayaran zakat, wakaf, donasi via digital juga meningkat sangat tinggi," katanya.
Selain itu, dia menilai, digitalisasi mendorong kemandirian perusahaan dalam melakukan produksi dengan sumber daya lokal untuk mengurangi impor.
"Terakhir, dengan digitalisasi gaya hidup halal, masyarakat jadi mudah akses informasi, deskripsi suatu produk bisa sampai ke customer.
Baca juga: Mendag: Surplus Neraca Perdagangan April Dikontribusi Pertumbuhan Ekspor dan Terkendalinya Impor
Ini menjadi suatu tren sendiri, perilaku masyarakat berubah dipengaruhi kemampuan digital," pungkasnya.