From Zero to Hero, Sepak Terjang Terjang Deck Sotto Angkat UMKM Layang-Layang di Indonesia
Pengrajin layang-layang, umumnya mengalami kesulitan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap produk mereka.
Editor: Content Writer
“Kita sama-sama berjuang. Mungkin saya sedikit menjadi leader bagi teman-teman biar layang-layang ini menjadi industri kreatif dan mampu menghidupi banyak orang,” ucap Deck Sotto.
Untuk saat ini, cita-cita sederhananya adalah untuk dapat kembali menyelenggarakan lomba layang-layang secara offline. Dibandingkan kembali mengadakan lomba layang-layang virtual, ia ingin kembali menghidupkan iklim layang-layang di Bali melalui perlombaan layang-layang offline.
Deck Sotto pun menyebutkan, ia telah merancang proposal untuk menggelar lomba layang-layang offline di Bali pada Oktober mendatang.
Meski telah melakukan berbagai persiapan, termasuk penerapan protokol CHSE, masih terdapat kesulitan untuk mendapatkan izin di masa pandemi ini dengan berlanjutnya pemberlakuan PPKM di Bali.
Impian Deck Sotto yang lain adalah melakukan ekspansi pasar UMKM layang-layang hingga dapat go international. Menurutnya, terdapat peluang yang cukup besar untuk mencapai hal tersebut, terutama dengan adanya perbedaan musim layangan di setiap daerah dan negara.
“Ini market internasional harus dipenuhi, bukan hanya layangan tradisional kita yang diekspor, tapi masih ada layang-layang kreasi yang jauh lebih gampang dibuat dan dipaketkan. Bahkan layangan tradisional di Bali tidak berdasarkan musim,” tambah Deck Sotto.
Undagi layangan kerap menerima pesanan. Bahkan sampai 2 tahun ke depan, terdapat 15 sampai 20 layang-layang yang harus dikerjakan dan akan membutuhkan dua sampai tiga bulan untuk pengerjaan satu layang-layang.
Dengan adanya potensi ekonomi dari UMKM layang-layang, diharapkan Pemerintah Bali dapat memberikan perhatian lebih terhadap undagi di industri ini. Selain itu, Deck Sotto berharap agar Pemerintah Bali tidak lupa bahwa layang-layang adalah bagian penting dari budaya Bali.
Selanjutnya, Deck Sotto berpesan kepada masyarakat untuk mendukung dan tidak merasa malu dengan layang-layang. Faktanya, layang-layang adalah sebuah hasil dari kreativitas yang hebat dan bahkan merupakan akar dari teknologi pesawat terbang.
“Jadi jangan pernah malu, layang-layang itu menjadi akar dari teknologi yang kita gunakan sekarang. Jangan malu dengan layang-layang ini, karena layang-layang dasar dari teknologi, dari Graham Bell, dari Wright Bersaudara penemu pesawat terbang, bahkan Leonardo da Vinci. Saya sering baca itu, dia pembuat dan seniman layang-layang hebat pada jamannya,” tandasnya.