Kisah 2 Perempuan Inspirasional Wujudkan Mimpi Bisnis Fesyen Lokal, Jadi Panutan Anak Muda!
Keduanya adalah sosok yang memiliki peran dalam perkembangan industri fesyen Indonesia yang kini tengah berkembang
TRIBUNNEWS.COM - Tribunnews dan HP kembali hadir dengan episode terbaru dari talkshow inspiratif, Tribun Inspirasi Lokal, bersama dua tokoh #LokalBisnis dengan pengalaman menarik dalam menjalankan bisnis lokal serta dampak yang diberikan terhadap lingkungan sekitar.
Dipandu oleh host Cherryl Hatumesen, episode Tribun Inspirasi Lokal kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Untuk pertama kalinya, acara ini menghadirkan dua tokoh perempuan inspirasional sebagai pembicara.
Keduanya adalah sosok yang memiliki peran dalam perkembangan industri fesyen Indonesia yang kini tengah berkembang, yaitu Stella Lunardy, founder dari Stella Lunardy Bridal & Couture, dan Denica Riadini, founder dari brand fesyen SukkhaCitta.
Dengan tujuan yang sama, yaitu memajukan industri fesyen Indonesia, kedua sosok ini ternyata punya cerita yang berbeda dalam mengembangkan bisnis lokal mereka.
Tidak hanya tentang fesyen, namun juga keberlanjutan
Bintang tamu pertama, yaitu Denica Riadini selaku founder brand SukkhaCitta punya latar belakang yang agak berbeda, bahkan sama sekali tidak berhubungan dengan fesyen.
Awalnya, ia bekerja sebagai seorang konsultan ekonomi di Bank Dunia. Siapa sangka, ide untuk memulai brand slow fashion yang ramah lingkungan ternyata hadir dari pengalamannya berkunjung ke berbagai desa untuk keperluan riset.
Kala itu, ia bertemu dengan banyak ibu-ibu di balik pembuatan pakaian. Melihat proses pembuatan baju yang begitu panjang, hal ini membuat Denica berpikir banyak orang di perkotaan yang tak tahu begitu rumitnya proses pembuatan baju yang mereka pakai setiap harinya. Setiap baju yang mereka gunakan hanya dilihat sebagai barang jadi tanpa proses panjang dibaliknya.
“Ternyata di balik sebuah baju ada journey yang panjang banget serta cerita yang inspiratif. Dari situ aku merasa ada dorongan untuk membuat sebuah jembatan, di mana kita bisa mengajak orang lain peduli agar kita bisa merubah hidup ibu-ibu ini melalui sebuah pilihan, seperti baju yang kita pakai hari ini,” ujarnya.
Dari situlah ia terinspirasi untuk memulai brand SukkhaCitta. Menekankan pada filosofi tentang bagaimana sebuah baju dibuat, SukkhaCitta mengarahkan pada pemberdayaan dan memberikan living wage bagi orang-orang yang berada di belakangnya, tepatnya para ibu-ibu tersebut.
Mengingat salah satu permasalahan yang kerap ditimbulkan oleh fast fashion adalah penggunaan bahan-bahan yang tidak berkelanjutan, misi utama dari SukkhaCitta adalah meyakinkan bahwa semua pilihan yang dibuat tidak akan menyakiti bumi. Hal ini dilakukan melalui pemilihan serta penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan yang non-toxic dan zero waste.
“Semua pakaian dibuat dari ibu-ibu dari seluruh indonesia. Selain itu, semua warna yang kita pakai berasal dari tumbuh-tumbuhan yang ditanam sendiri,” jelasnya.
Berinovasi sejak usia muda
Cerita kedua datang dari Stella Lunardy yang kini telah memiliki 3 line fesyen yang berbeda. Selain Stella Lunardy Bridal & Couture, ia juga disibukkan dengan brand Lune Home dan Lune by Stella miliknya.
Ternyata, lulusan sekolah fesyen La Salle college ini memang sudah memiliki cita-cita untuk menjadi desainer sejak kecil. Dengan minatnya terhadap fesyen, Stella pun memulai inovasinya sejak usia dini.
“Dari kecil aku memang hobi menggambar Kebetulan mamaku juga punya background fesyen, jadi mungkin bakatnya menurun dan familiar dari kecil. Lulus SMA aku ikut kursus dan kemudian masuk La Salle college,” ceritanya.
Sembari menuntut ilmu, Stella sudah mulai menerima pesanan sebelum kemudian secara resmi mendirikan brand-nya, Lunardy Bridal & Couture pada tahun 2016.
Ketika ditanya apa tantangan yang ia alami dalam menjalankan usaha, ia berkata salah satunya adalah bagaimana menumpahkan ide-ide ke dalam desainnya serta merealisasikan ide-ide dari klien. Baginya, proses realisasi ide adalah sesuatu yang menantang.
“Service di bidang baju penting, apalagi untuk mereka yang mau married. Bahkan kadang-kadang harus menenangkan klien juga dan meyakinkan bajunya akan jadi tepat waktu,” sebut Stella.
Dengan beragam tantangan yang ada, lulusan favorit dari La Salle college ini selalu berusaha untuk memberikan yang lebih bagi para klien, tidak hanya 100%, namun 150%. Sebagai seseorang yang detail oriented, ia selalu berusaha menghadirkan upgrade pada produk-produknya.
HP hadirkan solusi bisnis yang berkelanjutan
Tak bisa dipungkiri untuk bisa menjalankan bisnis, terutama yang berdampak sosial dan lingkungan dibutuhkan dukungan dari equipment yang tepat, satu di antaranya adalah printer.
Stella misalnya, dalam pekerjaan, ia mengaku menggunakan HP Smart Tank 750. Printer tersebut dikolaborasikan dengan HP Smart App sangat memudahkannya dalam proses print sekaligus meminimalis biaya proses kreatif yang harus ia keluarkan.
"Kehadiran HP Smart Tank 750 juga sangat membantuku nge-print banyak banget referensi baju dan desain baju, apalagi hasilnya terbaik dengan akurasi warna yang tinggi," ujar Stella.
Hal sama juga diakui Denica. Ia pun menyebut bahwa penggunaan printer HP memiliki keunggulan dari sisi durability-nya. “Karena tidak perlu mengganti-ganti mesin printing, maka limbah yang dihasilkan pun dapat diminimalisir,” ujarnya.
Mengamini keduanya, Print Consumer Market Development Manager HP Inc, Aditya Suryadinaga yang hadir dalam Tribun Inspirasi Lokal mengakui bahwa printer HP Smart Tank 750 adalah sebuah solusi bisnis andalan yang canggih serta ramah lingkungan.
Hal ini, menurut Aditya merupakan upaya HP untuk terus memberikan komitmen dalam memberikan layanan terbaik dengan meluncurkan printer terbaru HP yang ramah lingkungan.
Terbuat dari 25% bahan daur ulang, Printer HP Smart Tank 750 punya keunggulan dalam sistem pengisian ulang yang anti tumpah, bisa mencetak hingga 8000 halaman berwarna dan 6000 halaman hitam putih, serta memberikan kemudahan dalam melakukan cetak, scan, dan fotokopi kapan pun dan di mana pun melalui HP Smart App.
Local UrbanFest, saatnya UMKM unjuk diri perjuangan dan kontribusi mereka
Melalui diskusi bersama Denica dan Stella, episode Tribun Inspirasi Lokal kali ini menunjukkan bahwa bisnis tidak hanya dapat menjadi sumber cuan, namun juga merupakan sarana untuk terus berinovasi serta memberikan dampak bagi lingkungan sekitar. Sepak terjang keduanya pun bisa disaksikan di kanal Youtube Tribunnews.com.
Selain Denica dan Stella, bagi Kamu pelaku UMKM yang telah berdampak sosial sekaligus fokus terhadap lingkungan dan pendidikan bisa mengikuti Local UrbanFest. Kompetisi fotografi, fashion desain, dan arsitektur ini mengajak generasi muda, khususnya para pelaku UMKM untuk menampilkan keunikan dan perjuangan mereka.
Tertarik ikutan? Caranya mudah! Cukup daftarkan diri dan kirimkan #UltimateBusinessHack versi kamu berupa karya visual fotografi, fashion design, dan arsitektur (environment impact) ke link berikut.
Ayo buruan daftar! Karena kompetisi ini hanya dibuka dari tanggal 25 November 2021 sampai 30 Januari 2022 saja lho! Yuk segera ikutan dan tunjukkan dirimu #AkuLokalAkuBangga!