Sandiaga: Masyarakat Cenderung Masih Abai Pakai Masker saat Berwisata
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyoroti masih banyak masyarakat abai pakai masker saat berwisata.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyoroti masih banyak masyarakat abai pakai masker saat berwisata.
Menparekraf Sandiaga Uno menerangkan pihaknya melakukan evaluasi terhadap momen-momen yang sekiranya memiliki potensi terjadinya penularan sehingga menimbulkan lonjakan kasus, seperti saat libur Natal dan tahun baru 2022.
Baca juga: Tak Perlu ke Cappadocia, Sandiaga Sarankan Wisatawan Ajak Gebetan Naik Balon Udara di Ubud
"Pada saat momen Natal dan tahun baru, sebenarnya seluruh jajaran aparatur pusat dan daerah telah mengawal ketat terhadap potensi kerumunan yang mungkin terjadi di beberapa titik rawan," ujar Sandiaga saat Weekly Press Briefing di kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (3/1/2022).
Berdasarkan hasil evaluasi pemerintah, ucap Sandiaga, penutupan beberapa lokasi yang umumnya menjadi tempat perayaan sudah dilakukan dengan baik.
Baca juga: Penanganan Omicron Indonesia Dinilai Lebih Baik, Luhut: Karena Disiplin Masker dan Pemantauan Rutin
Sandiaga berujar, terkait dengan penerapan protokol kesehatan di tempat wisata pada saat libur Natal dan tahun baru, berdasarkan pengamatan Kemenparekraf ada beberapa hal yang harus digarisbawahi.
"Penerapan prokes seperti halnya menggunakan masker dengan baik dan benar serta menjaga jarak atau menghindari kerumunan cukup mengkhawatirkan, utamanya di ruang publik atau pada pintu-pintu masuk, serta tempat lainnya yang memicu antrian," ucap Sandiaga.
Selain itu, menurut Sandiaga, masyarakat cenderung abai menggunakan masker terutama Ketika berwisata di tempat-tempat terbuka atau alam bebas. Termasuk menyoroti penggunaan aplikasi Peduli Lindungi (PL) belum optimal.
"Masih ditemukan pengunjung tidak menggunakan atau tidak diarahkan untuk menggunakan aplikasi PL oleh pengelola dan juga kendala untuk DTW yang tidak memiliki cakupan sinyal yang baik," imbuh Sandiaga.