Uber Diprediksi akan Bangkit Kembali pada 2022
Selama periode pandemi Covid-19, perusahaan layanan transportasi online Uber sempat kehilangan kepercayaan investor
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selama periode pandemi Covid-19, perusahaan layanan transportasi online Uber sempat kehilangan kepercayaan investor.
Para analis memprediksi Uber dapat bangkit dan memposisikan dirinya kembali pada 2022.
Dikutip dari laman CNBC.COM (9/1/2022), Uber menyatakan jika pada kuartal keempat mereka mengharapkan nilai Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau EBITDA bisa menyesuaikan sebesar $25 juta hingga $75 juta, yang akan menjadi profitabilitas kuartal kedua.
Baca juga: Penumpang Transportasi Online Kini Bisa Dapat Perlindungan Tambahan Lewat PerjalananAman+
Metode EBITDA digunakan untuk menganalisis metrik keuangan sebuah perusahaan sehingga dapat mengatur kas dan mengestimasi dalam membayar utang aset jangka panjang.
CEO Uber, Dara Khosrowshahi mengatakan kepada Bloomberg bulan lalu bahwa dia memperkirakan Uber akan mendekati akhir dari perkiraan itu dan yakin jika perusahaannya akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada 2022.
“Pasca-Covid kami adalah perusahaan yang tahan cuaca dan berpikir kami dapat berhasil dan benar-benar tumbuh di setiap lingkungan,” kata Dara Khosrowshahi.
Analis, Ahli Strategi, dan Ekonom Jefferies juga mengatakan jika Uber dapat dipercepat dalam menuju keuntungan tahun ini, akibat kerja keras mereka dalam merampingkan portofolio dalam beberapa tahun ini dalam mencapai skala mobilitas dan pengiriman.
Selain Jefferies, analis lain yaitu Needham menyebutkan jika prospek Uber akan berbeda pada tahun ini, mengingat nilai EBITDA dan fokus Uber dalam memperoleh pasar walaupun ada ketidakpastian dalam mobilitas. Namun Uber menyebut, jika saham rideshare sebagai pilihan utama untuk tahun 2022, meskipun menurunkan target harganya menjadi $75 per saham dari $77 per saham.
Baca juga: Pasca Libur Tahun Baru, Pergerakan Penumpang di Seluruh Moda Transportasi Turun 10,75 Persen
Ada beberapa faktor yang menyebabkan analis memperkirakan Uber dapat Kembali bangkit, seperti pengiriman yang dilakukan Uber akan terus berkembang. Mengingat Uber telah melakukan investasi di segmen pengiriman bahan makanan, minuman dan kenyamanan sejak awal pandemi Covid-19 dengan mengakuisisi layanan pengiriman alkohol Drizly Februari tahun lalu.
Selain itu, para analisis juga memperkirakan segmen mobilitas akan terus membaik dengan adanya peningkatan driver Uber yang diperkirakan akan menaikan pemulihan Uber sepenuhnya pada tahun ini sejak tahun 2019 lalu.
Faktor kunci perkiraan bangkitnya kembali Uber sebagai moda transportasi online adalah lingkungan peraturan perusahaan. Dengan adanya klasifikasi ulang pekerja sebagai karyawan penuh waktu untuk upaya memastikan hal-hal seperti gaji minimum dan tunjangan.
Kemudian Uber juga mengklasifikasikan pengemudi sebagai kontraktor memungkinkan perusahaan menghindari manfaat mahal yang terkait dengan pekerjaan penuh waktu, seperti asuransi pengangguran.