Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Minyak Goreng Masih Membubung, Kedelai dan Daging Sapi Kini Ikut Melonjak

Usai melakukan aksi mogok itu, pedagang tempe pun kembali hadir dengan harga baru yang diperkirakan naik 20 persen dari sebelumnya.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga Minyak Goreng Masih Membubung, Kedelai dan Daging Sapi Kini Ikut Melonjak
Tribun Jakarta/Yusuf Bachtiar
Lapak pedagang daging sapi. 

Pada tahun 2021 lalu produsen tempe, tahu di sejumlah wilayah juga sempat melakukan mogok produksi selama tiga hari hingga akhirnya sepakat menaikkan harga jual.

"Supaya masyarakat juga mengerti kalau harga tempe, tahu naik ini masalahnya (harga kedelai global). Bukan keinginan kami. Jadi terpaksa kita naikkan, untuk itu kami moho

Aip mengatakan mogok produksi guna memprotes mahalnya harga kedelai impor mulai besok sendiri tidak dilakukan serentak secara nasional, hanya di sejumlah wilayah saja.




Baca juga: Perajin Tahu dan Tempe di Lampung Diimbau Gunakan Kedelai Lokal

Yakni produsen di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Bodetabek, Provinsi Jawa Barat, dan Jawa Tengah, sementara untuk kenaikan harga nanti rencananya dilakukan serentak di seluruh Indonesia.

"Jadi sebagai gambaran tempe di pasar tradisional yang sebesar telapak tangan harganya (sekarang) Rp 5 ribu, maksimum di tempat lain Rp 6 ribu. Nah itu naik paling banyak dari Rp 5 ribu ke Rp 6 ribu," lanjut Aip.

Harga Daging Sapi Menyusul

BERITA TERKAIT

Setelah harga minyak goreng, harga daging sapi ikut-ikutan naik antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu hingga mencapai Rp 145 ribu per kilogram.

Kenaikan harga daging sapi membuat para pedagang di Jabodetabek berencana mogok berdagang.

Karena itu, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) meminta pemerintah bergerak cepat mengendalikan harga daging sapi.

Baca juga: Pedagang di Pasar Kramat Jati akan Ikut Mogok Jualan Daging Sapi Selama 5 Hari

"Kami melihat situasi ini cukup tidak terkendali karena harganya mencapai Rp 140 ribu, tertinggi Rp 145 ribu per kilo," kata Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan, saat dihubungi, Rabu (23/2/2022).

Menurutnya, pemerintah harus mampu segera menyelesaikan persoalan itu, menggenjot sentra-sentra daging sapi yang ada di seluruh Indonesia.

Pedagang melayani pembeli di los daging Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022). Harga daging sapi di Pasar Kebayoran Lama mengalami kenaikan sebesar Rp 10.000 dari harga sebelumnya Rp 120.000 menjadi Rp 130.000. Kondisi ini justru mempersulit para pedagang untuk berjualan pasalnya warga mulai enggan membeli daging dengan harga yang tinggi. Tribunnews/Jeprima
Pedagang melayani pembeli di los daging Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022). Harga daging sapi di Pasar Kebayoran Lama mengalami kenaikan sebesar Rp 10.000 dari harga sebelumnya Rp 120.000 menjadi Rp 130.000. Kondisi ini justru mempersulit para pedagang untuk berjualan pasalnya warga mulai enggan membeli daging dengan harga yang tinggi. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

"Kalau harganya masih tinggi, kami khawatir menjelang Ramadan dan Lebaran harga akan terus meningkat. Harus diantisipasi sejak sekarang, pemerintah melakukan intervensi terhadap daging," kata Reynaldi.

"Jadi wilayah hulu sentra produksi, perlu digenjot seperti di NTB kalau surplus di sana perlu disilang ke daerah yang konsumsinya tinggi seperti Jabodetabek," ujarnya.

Ia pun menyebut, kenaikan harga daging sapi membuat para pedagang di Jabodetabek berniat mogok berdagang.

"Kami sedang melakukan komunikasi kepada pedagang daging agar tidak terjadi mogok," katanya. (Tribunnewws.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas