Pasca Kecelakaan Maut Bus Harapan Jaya, PT KAI Pasang Patok Besi Persempit Perlintasan Tanpa Penjaga
Sebelum kecelakaan maut ini terjadi, perlintasan di Desa Ketanon masih bisa dilewati kendaraan besar seperti bus dengan panjang 12 meter.
Penulis: Choirul Arifin
Pemkot Blitar mau menyediakan petugas jaga, sementara sarana di sediakan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub.
"Jadi masyarakat jangan hanya tahunya PT KAI saja, ada tanggung jawan pemerintah daerah. Kalau jalannya ditutup, keretanya yang dilempar, diganjal," ucap Ixfan.
Saat ini ada lebih dari 10 perlintasan tanpa palang pintu di Tulungagung. PT KAI telah menutup belasan jalan tikus yang melintasi rel kereta api.
Namun Ixfan mengingatkan risiko munculnya jalan-jalan tikus baru yang dibuat warga. Jalan tikus baru biasanya muncul karena adanya permukiman baru, seperti perumahan.
"Munculnya jalur tikus baru harus diantisipasi. Aparat desa setempat harus proaktif, jangan biarkan muncul jalur tanpa izin," kata dia.
Roda Bus Patah Sulitkan Evakuasi
Petugas akhirnya bisa mengevakuasi bangkai bus Harapan Jaya dari lokasi kecelakaan di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, setelah 12 jam lamanya berjuang.
Pemindahan badan bus Harapan Jaya dari lokasi kecelakaan bisa dilakukan pada Minggu (27/2/2022) malam. Polisi harus mengerahkan dua ekskavator berukuran besar untuk menarik badan bus sepanjang 12 meter ini.
Sebelumnya Satlantas Polres Tulungagung mengerahkan 3 derek, termasuk derek ukuran besar. Namun semuanya gagal menggeser badan bus dari lokasinya.
"Ada dua derek kami datangkan dari Kediri, satu dari Tulungagung. Semuanya gagal mengevakuasi bus," terang Kanit Gakkum Satlantas Polres Tulungagung, Iptu Diyon Fitriyanto, Minggu malam.
Alat berat tiba sekitar 18.19 WIB. Proses evakuasi selesai pada pukul 18.40 WIB.
Diyon mengatakan, evakuasi ini terbilang sangat sulit karena mesin di bagian belakang jatuh dan menancap ke tanah.
"Mesin yang menancap ke tanah membuat bus sulit ditarik. Apalagi posisinya sempit, sulit bermanuver," sambung Diyon.
Posisi badan bus melintang di antara rel kereta api dan rumah warga. Apalagi roda bus juga patah juga turut menghambat evakuasi.