IHSG Jatuh 0,80 Persen ke 6.872, Investor Asing Buru Saham TLKM, INKP dan BBNI
Hingga perdagangan sesi I ditutup, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan 55,53 poin atau 0,80% ke 6.872,79
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Hingga perdagangan sesi I ditutup, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan 55,53 poin atau 0,80% ke 6.872,79.
Delapan indeks sektoral menjadi pendorong melemahnya IHSG pada Senin (7/3/2022).
Sebanyak 151 saham naik, 382 saham turun dan 140 saham stagnan.
Delapan indeks sektoral melemah, mengikuti pelemahan IHSG. Sedangkan dua indeks sektoral lainnya selamat ke zona hijau.
Baca juga: Dibuka, IHSG Melemah ke 6.912, Investor Asing Lego Saham BBCA, BBRI dan ITMG
Indeks sektoral yang berhasil selamat ke zona hijau adalah IDX Sektor Perindustrian yang naik 1% dan IDX Sektor Barang Baku yang naik 0,85%.
Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah IDX Sektor Barang Konsumen Primer yang turun 1,89%, IDX Sektor Teknologi turun 1,88% dan IDX Sektor Keuangan yang turun 1,65%.
Total volume perdagangan saham di bursa hingga sesi I hari ini mencapai 18,11 miliar saham dengan total nilai Rp 11,53 triliun.
Baca juga: IHSG Bisa Menguat Pekan Ini Jelang Perubahan Kebijakan Bank Sentral AS
Baca Juga: IHSG Melemah Pada Awal Perdagangan Senin (7/3), Asing Lepas BBCA, BBRI, ITMG
Top gainers LQ45 hingga sesi I hari ini adalah:
1. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) (6,81%)
2. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) (6,51%)
3. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) (6,92%)
Top losers LQ45 hingga sesi I hari ini adalah:
1. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) (-5,52%)
2. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) (-5,45%)
3. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) (-4,50%)
Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 282,6 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 102,5 miliar dan PT Indika Energy Tbk (INDY) Rp 38,2 miliar.
Sedangkan saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp 156,8 miliar, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) Rp 49,7 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 41 miliar. (Herlina Kartika Dewi)