Aviliani Isyaratkan Ekonomi Indonesia Tidak Mudah di 2023
Namun, memang masih ada beberapa tantangan karena pada tahun ini kemungkinan suku bunga dan inflasi akan naik.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, perkembangan ekonomi Indonesia sudah membaik saat ini.
Namun, memang masih ada beberapa tantangan karena pada tahun ini kemungkinan suku bunga dan inflasi akan naik.
"Karena itu, daya beli masyarakat perlu diperhatikan dalam kondisi ekonomi pada saat ini, dan tahun depan juga ekonomi tidak mudah karena pemerintah sendiri di sisi defisit sudah kembali ke 3 persen," ujarnya dalam webinar "Pendanaan Syariah untuk Penguatan UMKM", Senin (21/3/2022).
Baca juga: Permudah UMKM Go Digital, Layanan Outbound Call 188 di Platform 99% Usahaku Terus Ditambah
Kemudian, faktor lainnya yang membuat ekonomi Indonesia bisa tidak berjalan semestinya di 2023 karena adanya tantangan jelang tahun pemilu 2024.
"Jadi, memang banyak tantangan, tapi menurut saya tantangan itu bisa jadi peluang. Nah sekarang bagaimana tantangan bisa menjadi peluang ini adalah justru harus dilakukan oleh semua stakeholder ya," kata Aviliani.
Para stakeholder, terutama perbankan dinilainya tidak bisa mendapat paksaan untuk menyalurkan kredit jika tidak ada yang minta.
Baca juga: Cara Cek Penerima dan Syarat Cairkan BLT UMKM Rp 600 Ribu Tahun 2022 via eform.bri.co.id/bpum
Karena itu, yang harus diperbaiki lebih dulu justru bukan dari hanya menggenjot kredit perbankan, tapi seharusnya adalah struktur dari sektor riil-nya.
"Sektor riil itu terbagi beberapa segmen yakni ada segmen corporate, ada segmen menengah, dan ada segmen usaha kecil, menengah, dan mikro (UMKM). Masalah dari segmentasi ini ada di UMKM yang mendominasi 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia karena pesatnya digitalisasi," pungkasnya.