IPO Perusahaan TMT di Asia Tenggara Tahun ini Diperkirakan Melaju Lebih Kencang
Sejak 2018 hingga 2021 ada 34 perusahaan TMT di Asia Tenggara yang telah melakukan penawaran umum perdana saham (IPO).
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Adopsi internet di sejumlah negara di Asia Tenggara terjadi sangat cepat dan tren ini semakin dipacu oleh pandemi Covid-19 yang mengharuskan banyak orang beraktivitas di dalam rumah.
Perusahaan teknologi, media dan telekomunikasi (TMT) di negara-negara Asia Tenggara menjadi salah sektor yang diuntungkan oleh munculnya tren ini.
Sejak 2018 hingga 2021 ada 34 perusahaan TMT di Asia Tenggara yang telah melakukan penawaran umum perdana saham (IPO).
Sejak 2018, tahun 2021 menjadi tahun IPO terkuat bagi perusahaan TMT di kawasan ini. Total hasil IPO Perusahaan TMT pada tahun 2021 mencapai 6,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020.
Indonesia dan Singapura muncul sebagai negara ekonomi digital dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Tenggara, karena adanya adopsi internet yang cepat oleh kalangan muda mereka.
Hal ini jelas menguntungkan bagi perusahaan rintisan atau start up TMT di dua negara ini.
Di antara tahun 2018 hingga 2021, di Indonesia terdapat 16 pencatatan saham perusahaan TMT dengan total hasil IPO mencapai 3,1 miliar dolar AS.
Baca juga: Susul GoTo, Ini 3 Perusahaan Lain yang Segera IPO di BEI
Pada periode yang sama, Singapura mencatat ada 8 listing perusahaan TMT dengan hasil IPO mencapai 5,1 miliar dolar AS.
E-commerce Mendorong IPO Terbesar di kawasan ini
Perusahaan rintisan atau start up yang beroperasi di bisnis digital, di wilayah Asia tenggara merupakan pendorong IPO perusahaan-perusahaan TMT di wilayah ini.
Pandemi Covid-19 malah semakin memperkuat posisi perusahaan penyedia layanan berbasis aplikasi, yang siap untuk mengumpulkan dana baru dengan melakukan go public. Layanan ride-hailing Grab menjadi salah satu contohnya.
Baca juga: GoTo Dikabarkan Pasang Harga IPO Rp 338 per Saham, Ini Kata Analis
Perusahaan ride-hailing yang berbasis di Singapura ini, bergabung dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus (SPAC) untuk go public dengan penilaian 40,5 miliar dolar AS di Nasdaq.
Selain Grab, pada tahun 2021 perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur telekomunikasi Indonesia, Mitratel telah go public dan berhasil mengumpulkan dana sebesar 1,3 miliar dolar AS.
Baca juga: CEO GoTo Klaim Kontribusi Gojek Terhadap Perekonomian Nasional Tembus Rp 249 Triliun di 2021