Uni Eropa Beri Sanksi Rusia, Perusahaan Batubara RI Siap 'Berpesta'?
Terbaru, Uni Eropa mengusulkan untuk melarang produk batubara Rusia sebagai bagian dari babak baru sanksi terhadap Negeri Beruang Merah ini.
Editor: Hendra Gunawan
Perlu dicatat bahwa Eropa masih sangat bergantung pada Rusia untuk memenuhi kebutuhan batubaranya. Pada 2021, Rusia menyumbang 5% dari pasokan batubara termal global, dan menyumbang 70% dari kebutuhan batubara Eropa.
Baca juga: Pemerintah Dikabarkan Akan Naikkan Tarif Royalti Batubara
Patut dicatat, Jepang juga telah mengambil langkah untuk menangguhkan pengiriman batubara baru dari Rusia untuk pengguna akhir (end users).
Sebagai gambaran, pada 2021 Rusia merupakan pemasok batubara terbesar ketiga untuk Jepang setelah Australia dan Indonesia, dimana Rusia memasok 10% dari total impor batubara Jepang.
“Kami meyakini serangkaian larangan impor batubara Rusia akan menguntungkan bagi industri batubara Indonesia secara umum, karena kami memperkirakan berkurangnya pasokan untuk batubara ekspor (seaborne) akan membuat batubara global tetap berada pada harga yang menguntungkan,” tulis Juan dalam riset seperti dikutip Kontan.co.id, Kamis (7/4/2022).
Juan juga melihat terbatasnya pasokan batubara akan bertahan di sisa tahun ini. Sebab, Indonesia dan Australia sebagai eksportir batubara utama dunia diperkirakan telah mencapai batas produksi mereka.
Kemungkinan tingkat produksi tidak akan memenuhi permintaan tambahan yang dibutuhkan pembeli dari Eropa.
Harga batubara yang solid saat ini dinilai akan menguntungkan perusahaan dengan eksposur ekspor yang tinggi, dimana harga rata-rata saat ini melebihi harga jual domestik yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan peraturan domestic market obligation (DMO).
Baca juga: Harga Batubara Meroket, Pengamat: Pengusaha Jangan Rakus Ekspor
Dalam cakupan analisis Mirae Asset Sekuritas, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memiliki porsi ekspor terbesar, yakni mencapai 76%.
Bandingkan dengan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang porsi ekspornya masing-masing sebesar 72% dan 43%.
Selain harga batubara yang lebih tinggi, potensi kenaikan kinerja juga ditopang dari naiknya target angka produksi tahun ini.
Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rating overweight di sektor batubara Indonesia. Juan menjadikan saham ITMG sebagai pilihan utama atau top picks di sektor ini dengan menimbang tiga faktor.
Pertama, bisnis ITMG yang terkonsentrasi di batubara termal. Kedua, batubara ITMG sebagian besar memiliki karakteristik kalori sedang hingga tinggi, dibarengi dengan porsi ekspor besar sehingga akan mendukung margin. Ketiga, ITMG memiliki dividend yield yang tinggi.
Juan merekomendasikan buy (beli) saham ITMG dengan target harga Rp 37.000. Juan juga menyematkan rekomendasi beli saham ADRO dengan target harga Rp 3.700 dan beli saham PTBA dengan target harga Rp 4.500.
Namun, risiko rekomendasi ini adalah melemahnya harga batubara global dan perubahan regulasi.