Ikan Nemo Kian Digemari Jadi Ikan Hias, KKP Dukung Lewat Pengembangan di Sentra Budidaya
KKP menyampaikan bahwa komoditas ikan hias menjadi salah satu andalan Indonesia dalam menopang perekonomian masyarakat.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyampaikan bahwa komoditas ikan hias menjadi salah satu andalan Indonesia dalam menopang perekonomian masyarakat.
Salah satu jenis ikan yang menjadi menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta ikan hias adalah ikan nemo, atau yang biasa dikenal di Indonesia sebagai ikan badut
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu mengatakan, ikan nemo kini menjadi salah satu primadona ikan hias air laut yang saat ini telah dikembangkan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.
Pria yang akrab disapa Tebe ini mengatakan, budidaya ikan hias laut telah berkembang secara pesat.
Perkembangan ini terutama pada teknologi pembenihan dan pembesaran beberapa jenis ikan hias laut.
Sentra-sentra budidaya ikan hias laut ini juga telah berkembang di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) yang berada di Lampung, Lombok, Ambon, dan Bali.
“Guna meminimalisir ikan hias hasil tangkapan alam, DJPB melalui BBPBL Lampung telah lama mengembangkan teknologi terapan budidaya nemo," ungkap Tebe dalam keterangannya dikutip, Minggu (29/5/2022).
"Mulai dari teknologi penjodohan, teknologi pengelolaan induk, teknologi pemeliharaan larva, hingga teknologi pendederan dan pembesaran ikan nemo," sambungnya.
Tebe kembali melanjutkan, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung telah lama melaksanakan budidaya ikan nemo hingga mendistribusikan bantuan kepada para pembudidaya ikan hias.
Sebagai informasi, pada tahun 2022, kegiatan prioritas BBPBL Lampung salah satunya memberikan bantuan yang disalurkan kepada masyarakat pembudidaya, sementara target budidaya ikan nemo yang di BBPBL Lampung sebanyak 30.000 ekor.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, Mulyanto mengatakan BBPBL Lampung telah lama membudidayakan ikan hias laut nemo.
"Tahun 2022, kami memiliki target produksi 30.000 ekor ikan nemo, 20.000 ekornya kami akan distribusikan langsung sebagai bantuan kepada para pembudidaya dan mendukung konservasi alam,” ujar Mulyanto.
Kemudian menurutnya, kegiatan budidaya ikan nemo yang dilakukan di BBPBL Lampung menggunakan sistem Resirculating Aquaculture System (RAS).
Mulyanto menerangkan bahwa prinsip dasar RAS yaitu memanfaatkan air media pemeliharaan secara berulang-ulang dengan mengendalikan beberapa indikator kualitas air agar tetap pada kondisi prima.
Mulyanto mengatakan teknologi RAS budidaya ikan hias laut di BBPBL Lampung memiliki beberapa keunggulan.
Antara lain seperti mampu mempertahankan kualitas air dengan baik, menghemat penggunaan air, meningkatkan tingkat Survival Rate (SR), meningkatkan performa ikan nemo, dan dapat diusahakan pada lahan yang terbatas.
“Satu ekor induk biasanya menghasilkan 300 sampai 600 butir telur,” pungkas Mulyanto.
Sebagai informasi juga, BBPBL Lampung berhasil mengembangkan 10 jenis ikan nemo antara lain, Amphiprion ocellaris, picasso, platinum, snow flake, Amphiprion percula, Amphiprion clarky, tompel, Premnas bioculatus, premium lightingg maroon, dan lighting maroon.