Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Hari UMKM Internasional, Ambassador WUSME: 'UMKM Menyumbang 90 Persen Bisnis di Dunia'

UMKM diklaim sebagai tulang punggung untuk pembukaan lapangan kerja, khususnya di antara pekerja miskin, perempuan, pemuda, dan kelompok rentan

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Hari UMKM Internasional, Ambassador WUSME: 'UMKM Menyumbang 90 Persen Bisnis di Dunia'
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi UMKM - Ambassador WUSME (World Union of Small and Medium Enterprises) yang juga Ketua Umum PBA (Perkumpulan Bumi Alumni), Ary Zulfikar mengapresiasi hari UMKM Internasional yang jatuh pada tanggal 27 Juni 2022 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Muhammad Zulfikar 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ambassador WUSME (World Union of Small and Medium Enterprises) yang juga Ketua Umum PBA (Perkumpulan Bumi Alumni), Ary Zulfikar mengapresiasi hari UMKM Internasional yang jatuh pada tanggal 27 Juni 2022. 

“UMKM diakui oleh PBB menyumbang 90 persen bisnis di dunia dan 60 persen hingga 70 persen lapangan kerja anggota dibuka oleh UMKM,” kata Ary dalam keterangannya, Senin (27/6/2022).

Hari UMKM Internasional kali ini mengambil tema Resilience and Building: MSMEs For Sustainable and Development.

Dunia melalui PBB telah melatakkan harapan pada seluruh pelaku untuk terus bertahan dan membantu pembangunan dunia. 

Tema hari UMKM masih fokus pada pemulihan UMKM secara inklusif dan berkelanjutan pasca pandemi.

“Peran UMKM  terus didorong bisa berkelanjutan selain dampak pasca pandemi juga tentang krisis iklim dan politik,” ujarnya.

Baca juga: Sukses Diboyong Shopee ke Le BHV Marais, Produk UMKM Indonesia Kini Jadi Sorotan Warga Paris

Berita Rekomendasi

Ary menjelaskan, pengakuan terhadap peran UMKM ditandai adanya deklarasi konferensi Dewan Internasional untuk usaha kecil (ICSB) pada tahun  2016. Dalam pleno ke-74 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), diwacanakan kebutuhan mendesak mengakui peran UMKM dalam pembangunan global.

“Resolusi yang dipresentasikan oleh Argentina ke PBB dengan dukungan ICSB, disponsori 45 anggota dan kemudian ditetapkan hari UMKM Internasional oleh PBB,” tambahnya.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 27 Juni sebagai “Hari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah” dengan nomor resolusi A/RES/71/279 untuk meningkatkan kesadaran akan kontribusi luar biasa dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa.

UMKM bahkan diklaim sebagai tulang punggung untuk pembukaan lapangan kerja, khususnya di antara pekerja miskin, perempuan, pemuda, dan kelompok rentan.

Ary Zulfikar menyampaikan, dengan adanya perhatian PBB pada UMKM dan peringatan ke-5 Hari UMKM Internasional ini semoga bisa menjadikan pelaku UMKM di manapun berada sebagai social entrepreneurship yang mempunyai daya saing dan dapat bertumbuh secara inklusif di era disrupsi dan pascapandemi.

“UMKM harus menjadi lebih tahan terhadap guncangan yang terjadi, sedangkan stimulus harus diarahkan yang paling kena pengaruh akibat gangguan rantai pasokan global, kenaikan inflasi dan konsekuensi berkelanjutan dari adanya pandemi Covid-19,” tuturnya.

Dalam menyambut hari UMKM Internasional ada 6 pleno diikuti beberapa negara untuk membahas proyeksi UMKM secara global. Pleno I membahas isu Resilience and Building oleh Camilio Pinzon (AEI Board—Ekuador), Roberto Rosotto (GM ProCordoba—Argentina), Henry Ritha (Chief Executive Center of Regional Economics & California Center), Ralf Bredel (Director and UNIDO Representative to the UN and international organizations), Severine Deboos-David (Team leader, Enabling Environment for Sustainable Enterprises). 

Pada Pleno II,  roundtable with entrepreneur untuk memahami lebih jauh tentang situasi UMKM global.

Pleno III membahas tentang isu perempuan dalam pembangunan, yang dilanjutkan Pleno IV membahas peran pendidikan dalam mendukung UMKM untuk selaras dengan tujuan SDGs. Pleno V dan VI secara bertahap membahas inovasi UMKM dan dukungan diaspora dalam mencapai SDGs.

PBB menganjurkan kepada anggotanya agar pembuat kebijakan harus bergerak melampaui pemulihan dan mempertimbangkan cara untuk menurunkan dan menghilangkan hambatan yang dihadapi oleh UMKM, meningkatkan akses ke keuangan, pasar, dan teknologi di masa disrupsi ini.

“Sangat penting bagi negara dan mitra pembangunannya untuk terus mendukung dan memberdayakan UMKM, membuka potensi penuh UMKM melalui inovasi yang menginspirasi, kreatif, dan pembukaan lapangan kerja yang layak untuk semu,” tuturnya. 


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas