Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pakar ITB: Investasi Telkomsel di GoTo Harus Jadi Contoh Bagi BUMN Lain

Investasi telkomsel di GoTo harus menjadi contoh bagi para BUMN lainnya untuk dapat memenangkan pasar dalam negeri

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Pakar ITB: Investasi Telkomsel di GoTo Harus Jadi Contoh Bagi BUMN Lain
dok.
GoTo, salah satu IPO terbesar yang dilakukan oleh perusahaan teknologi media dan telekomunikasi di Asia Tenggara. Investasi telkomsel di GoTo harus menjadi contoh bagi para BUMN lainnya untuk dapat memenangkan pasar dalam negeri dengan investasi pada startup dalam negeri. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Assistant Professor Entrepreneurship and Technology Management Interest Group SBM ITB Dina Dellyana mengatakan aksi korporasi Telkomsel menanamkan investasi di GoTo sangat tepat.

Menurutnya, hal itu karena kedua belah pihak memiliki expertise dan sumber daya yang saling melengkapi hingga mempercepat pertumbuhan keduanya.

“Investasi telkomsel di GoTo harus menjadi contoh bagi para BUMN lainnya untuk dapat memenangkan pasar dalam negeri dengan investasi pada startup dalam negeri. Jika Telkomsel tidak investasi di GoTo maka itu opportunity lost,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/6/2022).

Baca juga: Pakar ITB Khawatir Terjadi Opportunity Lost Jika Telkomsel Tidak Investasi di GoTo

Dina menyampaikan keberpihakan nasional terhadap bisnis startup lokal mesti didukung demi masa depan ekonomi digital.

Terlebih Indonesia adalah pasar digital yang sangat besar dan paling menjanjikan saat ini.

"Jadi, ini saat yang tepat. Jangan sampai muncul penyesalan di kemudian hari hanya karena kita ragu dan takut bertindak pada hari ini.," paparnya.

Baca juga: Pakar ITB: Arus Kas GOTO Sangat Kuat, Mampu Buyback Pakai Duit Sendiri

Berita Rekomendasi

Anggota Panja Komisi VI dari PDIP Evita Nursyanti sependapat bahwa investasi Telkomsel di GoTo bersifat jangka panjang demi menciptakan berbagai kolaborasi dan strategi bisnis antara kedua pihak.

"Keputusan tersebut bukan hanya tepat, juga bernilai strategik. Investasi ini justru harus didukung,” katanya.

Senada, Kepala MNC Securities Edwin Sebayang menganalogikan investasi Philip Morris di PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) pada 2005.

“Banyak yang meragukan keputusan Philip Morris saat itu. Tapi waktu menjawab, hanya dalam kurun 5 tahun, investasi mereka sudah balik modal. Sekarang Philip Morris sudah untung besar dari keputusannya saat itu,” kata Edwin.

Selain dari capital gain dan dividen, Philip Morris juga menikmati added value dari akuisisi HMSP dalam bentuk sinergi bisnis sebagai pemain utama di industri rokok.

“Jadi, dalam berinvestasi, jangan dinilai dari jangka pendek. Perlu diperhatikan juga potensi bisnis yang tercipta dan sinergi yang dicapai,” kata Edwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas