Ukraina Ikut Gabung Badan Energi Internasional Sebagai Negara Asosiasi
Rusia telah memotong atau mengurangi pasokan gas alam ke beberapa negara di Eropa, termasuk Polandia, sebagai balasan atas sanksi terhadap Moskow.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Ukraina dilaporkan telah bergabung dengan Badan Energi Internasional (IEA) yang bersekutu dengan AS sebagai negara asosiasi.
Dilansir dari Aljazeera, Rabu (20/7/2022) IEA yang berbasis di Paris, Prancis terdiri dari 31 negara anggota yang menjadi konsumen besar energi seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis dan Jepang.
Selain itu, terdapat pula "negara asosiasi" yang ikut bergabung seperti seperti Cina, India dan Indonesia.
“Dalam masa-masa yang sangat menantang ini akibat invasi Rusia yang tidak beralasan, kami semakin memperkuat hubungan untuk mendukung kebutuhan rekonstruksi Ukraina yang signifikan dan membantunya membangun masa depan energi baru,” kata Fatih Birol, direktur eksekutif IEA.
Baca juga: Krisis Energi, Jerman Pertimbangkan Kembali Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
"Ukraina memiliki peran keamanan energi yang penting di Eropa dan sekitarnya," tambahnya.
Sebelumnya, Rusia telah memotong atau mengurangi pasokan gas alam ke beberapa negara di Eropa, termasuk Polandia, sebagai balasan atas sanksi terhadap Moskow.
Ada juga kekhawatiran bahwa pipa gas alam utama dari Rusia ke Jerman tidak akan dibuka kembali setelah pemeliharaan terjadwal minggu ini.
“Ketika tidak ada cukup gas karena pemotongan oleh pemasok utama Rusia, Eropa dapat bersinergi untuk menunjukkan kekuatan penuh serikatnya,” kata Birol.
Sementara itu, Birol dan Menteri Energi Ukraina, Herman Halushchenko menandatangani dokumen yang berlangsung di Warsawa, ibukota Polandia guna mendukung Polandia untuk menampung jutaan pengungsi dari perang.
Keputusan seperti itu akan memungkinkan Ukraina untuk bekerja “lebih dekat” dengan IEA dalam berbagi data, analisis dan praktik terbaik serta mengelola permintaan energi. Ini juga akan mendukung upaya rekonstruksi Ukraina.
Baca juga: Turki Terancam Krisis Energi, Deutsche Bank Beri Suntikan Dana 925 Juta Euro
Halushchenko mengatakan negaranya ingin membangun kembali sistem energinya dengan cara baru, menggunakan teknologi paling canggih, dan bahwa dukungan IEA mungkin penting untuk tugas tersebut.
Birol juga terkesan terhadap dukungan yang telah diberikan oleh seluruh anggota IEA kepada Ukraina.