Mogok Kerja Pelaku Wisata Labuan Bajo Protes Tarif Masuk Taman Nasional Komodo Rp 3,75 Juta
Mereka memprotes penetapan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo (TNK) yag dianggap mencekik dan justru bisa mematikan pariwisata.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
TRIBUNNEWS.COM, LABUAN BAJO -- Ancaman para pelaku usaha pariwisata di Labuan Bajo untuk melakukan aksi mogok kerja mulai dibuktikan.
Mereka memprotes penetapan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo (TNK) yag dianggap mencekik dan justru bisa mematikan pariwisata.
Pada Senin (1/8/2022), sejumlah pengusaha dan pekerjanya melakukan aksi mogok kerja yang rencananya akan dilakukan selama satu bulan.
Aksi mogok yang dilakukan pada 1 Agustus 2022 hingga 30 Agustus 2022 itu menolak keras penetapan biaya ke TNK yakni Pulau Komodo, Pulau Padar dan kawasan perairan di sekitarnya menjadi Rp 3,75 juta per orang untuk periode satu tahun.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga: Ruang Dialog Solusi Penolakan Tarif Baru Pulau Komodo
Kebijakan Pemerintah Provinsi NTT dan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) itu diterapkan pada 1 Agustus 2022 mendatang.
Mogok pada hari pertama oleh pelaku puluhan asosiasi yang tergabung dalam Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata (Formapp) Manggarai Barat diisi dengan memungut sampah di Kota Labuan Bajo.
Aksi pungut sampah dilakukan di Puncak Waringin menuju Marina Labuan Bajo hingga Bandara Komodo Labuan Bajo.
Aksi yang dijaga ketat aparat keamanan itu ricuh, tidak jauh dari Bandara Komodo Labuan Bajo.
Pihak keamanan mengamankan sebanyak tiga aktivis diantaranya Rafael Todowela, Aloysius Suhartim Karya dan Eras sekitar pukul 14.00 Wita.
Baca juga: Peluncuran Aplikasi Manajemen Kunjungan ke Komodo Ditolak Warga, Apa Tanggapan Sandiaga?
Sejumlah aktivis juga diamankan, namun hanya ketiga aktivis tersebut yang masih ditahan untuk menjalani pemeriksaan di Mapolres Manggarai Barat.
Seorang peserta demo, Affandi Wijaya mengatakan, awalnya aksi tersebut berjalan lancar, namun saat berada di dekat Bandara Komodo Labuan Bajo terjadi kericuhan.
"Ada yang provokasi, tidak ada serangan ke anggota. Tiba-tiba, langsung ada penangkapan teman-teman, bahkan ada yang ditangkap di Puncak Waringin," katanya.
Ketua Formapp Mabar, Rafael Todowela mengatakan, selain ditahan, ia juga sempat mendapatkan kekerasan oleh oknum kepolisian
Aksi pungut sampah yang dilakukan merupakan bentuk aksi setelah pilihan mogok pelaku pariwisata disepakati bersama.
"Kami dibawa ke polres. Kami hari ini tidak melakukan tindakan pidana, hanya pungut sampah," katanya
Pihaknya berharap, semangat perjuangan para pelaku pariwisata tidak redup, dan tetap konsisten untuk melakukan aksi mogok.
Baca juga: Jokowi Resmikan Perluasan Bandara Komodo, Pembangunan Ditargetkan Selesai Tahun Depan
"Kami berharap teman-teman tetap melanjutkan perjuangan di luar untuk tetap melakukan aksi mogok sesuai dengan kesepakatan kita," katanya.
Kapolres Manggarai Barat, AKBP Felli Hermanto dalam konferensi pers mengatakan, para pendemo diamankan lantaran mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), serta mengancam keamanan di objek vital yakni Bandara Komodo Labuan Bajo.
"Penekanan saya pada pengayoman, perlindungan kepada masyarakat bahwa kita ingin Mengamankan masyarakat Kita sendiri. Namun bila diperlukan upaya paksa dalam hal ini, kami akan menindak tegas. Nah, kemungkinan di lapangan kita tidak tahu para pihak ini perlawanan dan sebagainya," katanya.
Menurutnya, pengamanan dilakukan guna menghindari pendudukan Bandara Komodo Labuan Bajo oleh para pendemo.
"Mereka sempat berupaya masuk ke objek vital ini, karena untuk menghindari adanya pendudukan itu atau boikot itu, dan adanya perlawanan terhadap anggota Polri yang melakukan penjagaan maka kami mengamankan para pihak tersebut," katanya.
Diakuinya, terdapat laporan yang mengganggu kamtibmas serta objek vital di Labuan Bajo.
"Diamankan beberapa pihak yang kami anggap sebagai ancaman kamtibmas bahwa beberapa waktu lalu ada agenda yang dilakukan tergabung dalam aliansi atau asosiasi memberi kan aspirasi demo kami kawal. Hari ini di jam 2 siang, untuk objek vital nasional tidak bisa diganggu dan itu dianggap ancaman dan gangguan. Jadi pada kesempatan ini kami mengambil tindakan tegas kepada para pendemo untuk diperiksa di Polres Manggarai Barat," jelasnya.
Baca juga: Jokowi Resmikan Perluasan Bandara Komodo, Pembangunan Ditargetkan Selesai Tahun Depan
Saat ini, lanjut Kapolres Mabar, status keamanan siaga satu di Labuan Bajo telah diturunkan menjadi status siaga dua.
"Hari ini ditetapkan sebagai siaga satu dengan adanya informasi ancaman yang akan berpengaruh kepada kamtibmas Kabupaten Manggarai Barat sebagai destinasi pariwisata prioritas, sehingga perlu diambil tindakan dan menetapkan kepada publik bahwa Manggarai Barat siaga satu kamtibmas. Namun, dengan kondisi ini, setelah kami melakukan pengamanan kamtibmas kembali lancar, Untuk saat ini siaga satu tersebut kami turunkan ke status siaga dua," katanya.
Selanjutnya, pihak keamanan mengerahkan kurang lebih 1000 personel untuk melakukan pengamanan di Labuan Bajo.
"Hari ini akan datang penambahan (personel), dari polres jajaran dan Polda NTT," katanya.
Wisata Tetap Jalan
Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi memastikan pelayanan pariwisata bagi wisatawan yang berkunjung tetap berjalan.
"Kami pastikan semua pelayanan berjalan dengan prima, begitu ada kesulitan transportasi di bandara, Pemda mengambil peran itu menyiapkan kendaraan," katanya, Senin (1/8/2022).
Bupati yang akrab disapa Edi Endi itu menjelaskan, terkait pelayanan transportasi di bandara, pihaknya memerintahkan sejumlah kendaraan dinas daerah serta satu unit bus mengantar wisatawan ke penginapan.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan kapal milik beberapa instansi di Labuan Bajo membantu para wisatawan ke beberapa destinasi wisata kepulauan.
"Walaupun kendaraan dinas dan bus. Prinsipnya tidak ada satu pun tamu yang terlantar karena ketiadaan transportasi. Laporan dari berbagai pihak, tidak ada tamu yang terlantar, sudah diurus dan dilayani dengan baik Walaupun dengan mobil plat merah," jelasnya.
Lebih lanjut, untuk para pelaku pariwisata yang menggelar aksi mogok, Bupati Edi Endi mengatakan, pemerintah tiada henti untuk meyakinkan supaya mereka sesegera mungkin untuk beraktivitas.
"Kita sama-sama menjamu para wisatawan ke Labuan bajo Kita berusaha untuk menjadi tuan rumah yang baik, yang membuat orang Betah dan berkali-kali datang di Labuan untuk menikmati seluruh pesona di Labuan Bajo," katanya.
Terkait aksi mogok yang dilakukan pelaku pariwisata menolak penetapan tarif masuk kawasan Taman Nasional Komodo, Bupati Edi Endi menuturkan hal tersebut merupakan hak konstitusi setiap warga negara.
Namun demikian, pihaknya mengimbau agar pelaksanaan demonstrasi dan mogok dilakukan dengan tertib dan aman.
Terkait tuntutan sejumlah asosiasi pariwisata dan pelaku pariwisata yang menolak penetapan tarif masuk kawasan Taman Nasional Komodo, khususnya Pulau Komodo, Pulau Padar dan kawasan sekitarnya, Bupati Edi Endi akan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. (*).
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Suasana Protes Penetapan Tarif Masuk TNK, Tiga Aktivis di Labuan Diamankan Polisi,