Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dibayangi Isu Harga BBM Naik, Nilai Tukar Rupiah Pekan Depan Diprediksi Melemah

Ariston Tjendra mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah dibayang-bayangi isu kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Dibayangi Isu Harga BBM Naik, Nilai Tukar Rupiah Pekan Depan Diprediksi Melemah
Pixabay/EmAji
Ilustrasi Rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (29/8/2022) besok berpotensi mengalami pelemahan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (29/8/2022) besok berpotensi mengalami pelemahan.

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah dibayang-bayangi isu kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Jikalau harga BBM bersubsidi ini naik, maka berdampak kepada inflasi dan perlambatan ekonomi nasional.

Baca juga: Jumat Pagi, Laju Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS Tembus ke Level Rp14.797

Sehingga, apabila nilai tukar dolar AS tak terkendali, dampaknya juga akan dirasakan di perdagangan pasar saham hingga transaksi komoditas.

"(Salah satu) isu yang bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah pekan depan adalah rumor kenaikan BBM," ucap Ariston kepada Tribunnews, Sabtu (27/8/2022).

"Ekspektasi pelambatan ekonomi karena kenaikan BBM bisa mendorong pelemahan rupiah," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Selain faktor internal dalam negeri, terdapat juga faktor atau sentimen terkait rencana kenaikan suku bunga The Fed.

Seperti dikutip Kontan, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menunjukkan bank sentral Amerika Serikat (AS) akan terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.

Pernyataan Powell mendorong para pedagang untuk bertaruh pada kenaikan suku bunga yang besar pada bulan depan.

Baca juga: Rupiah Terus Menguat Terhadap Dolar AS, Kamis Sore Berada di Level Rp 14.824

Powell dalam pidatonya mengatakan, ekonomi AS akan membutuhkan kebijakan moneter yang ketat untuk beberapa waktu sebelum inflasi terkendali.

"Kalau pasar menyimpulkan dari komentar Powell bahwa the Fed tidak akan agresif lagi menaikan suku bunga acuannya, dollar pastinya langsung tertekan di awal pekan depan terhadap rupiah," papar Ariston.

"Sebaliknya, sikap the Fed yang masih merisaukan tingkat inflasi AS akan membuat rupiah rentan dengan pelemahan pekan depan. Untuk rentang (angka) proyeksi Rupiah, masih abu-abu," pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, di akhir pekan kemarin (26/8/2022) nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS menguat yakni di level Rp14.817.

Pada penutupan di hari sebelumnya, posisi Rupiah di level Rp 14.822.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas