Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Saham Ford Alami Penurunan Harian Terbesar Sejak 2011 Hingga 12 Persen, Ini Sejumlah Pemicunya

Produsen mobil membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih dari krisis chip semikonduktor.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Saham Ford Alami Penurunan Harian Terbesar Sejak 2011 Hingga 12 Persen, Ini Sejumlah Pemicunya
NASDAQ.COM/SHUTTERSTOCK
Logo Ford. Saham Ford berakhir pada level 13,09 dolar AS, setelah turun 12,3 persen, yang menjadi penurunan harian terbesarnya dalam 11 tahun terakhir. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, MICHIGAN - Saham Ford Motor Company jatuh lebih dari 12 persen pada Selasa (20/9/2022), yang menjadi penurunan harian terbesar perusahaan ini sejak Januari 2011.

Penurunan ini terjadi setelah Ford mengungkapkan biaya bahan bakunya naik menjadi 1 miliar dolar AS, yang disebabkan oleh tingginya inflasi.

Pernyataan Ford yang mengatakan pengiriman produknya akan tertunda karena kekurangan suku cadang, juga memicu turunnya harga saham perusahaan ini.

Baca juga: Pasokan Suku Cadang Terganggu, Honda Berencana Pangkas Produksi Hingga 40 Persen

Dikutip dari Reuters, saham Ford berakhir pada level 13,09 dolar AS, setelah turun 12,3 persen, yang menjadi penurunan harian terbesarnya dalam 11 tahun terakhir.

Hasil awal kuartal ketiga Ford, yang dirilis Senin (19/9/2022) malam, telah mengirim saham saingannya General Motors turun 6,6 persen, karena analis memperkirakan produsen mobil membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih dari krisis chip semikonduktor.

"Tampaknya di seluruh industri, kekurangan chip dan komponen mungkin membaik pada kecepatan yang lebih lambat dari yang diantisipasi," kata analis di Deutsche Bank, Emmanuel Rosner.

Pada bulan Juli lalu, Ford mengatakan pihaknya memperkirakan biaya bahan baku akan naik 4 miliar dolar AS untuk tahun 2022.

Berita Rekomendasi

Peringatan produsen mobil yang berbasis di Detroit ini datang setelah perusahaan transportasi FedEx Corporation menarik perkiraan keuangannya karena melambatnya permintaan global.

Dampak inflasi yang dirasakan Ford dan permintaan FedEx yang lemah, menambah tekanan bagi Federal Reserve AS (The Fed) yang akan mengadakan pertemuan hari ini, Rabu (21/9/2022), untuk membahas kebijakan moneter.

The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dalam pertemuannya hari ini, untuk melawan inflasi yang melonjak. Kebijakan moneter The Fed yang agresif telah memukul bursa saham AS dalam beberapa pekan terakhir, karena investor khawatir tindakan The Fed dapat melukai perekonomian AS.

Ford juga memperkirakan kekurangan suku cadang akan mempengaruhi sekitar 40.000 hingga 45.000 kendaraannya. Produsen mobil ini akan melaporkan hasil kuartal ketiga pada 26 Oktober mendatang.

Perusahaan ini memperkirakan pendapatannya di tahun 2022 mencapai 11,5 miliar dolar AS hingga 12,5 miliar dolar AS. Namun belum jelas apakah krisis chip semikonduktor dan suku cadang, yang mempengaruhi pendapatan Ford, dapat berakhir akhir tahun ini, ungkap Rosner.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas