Stimulus dan Insentif Dinilai Bisa Bantu Ketahanan Dunia Industri di Tengah Naiknya Komoditas Energi
Setelah lolos dari pandemi, kini dunia industri menghadapi tantangan baru untuk bertahan.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Daryono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah lolos dari pandemi, kini dunia industri menghadapi tantangan baru untuk bertahan.
Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment dari INDEF Ahmad Heri Firdaus mengatakan, kenaikan harga BBM serta imbas dari konflik geopolitik dirasakan betul oleh dunia industri.
Karenanya pemerintah bisa membantu mereka dengan cara memberikan stimulus, fasilitas maupun insentif, agar industri tetap berjalan, bisa membuka lapangan kerja dan mendorong peningkatan investasi.
"Pertama terkait kenaikan harga energi yang mengerek kenaikan harga transportasi. BBM naik, inflasi tinggi, suku bunga acuan meningkat, artinya bunga kredit juga lebih tinggi, sehingga mengancam ekspansi, yang tadinya siap ekspansi menjadi tertunda," kata Heri, kepada wartawan, Jumat (23/9/2022).
Baca juga: Akhir Pandemi Covid 19 di Depan Mata, Pemerintah Minta Masyarakat Tetap Waspada
Kenaikan harga transportasi dan juga sebagian bahan baku, makin memperberat ongkos produksi.
Dikhawatirkan ada penyesuaian berupa pengurangan tenaga kerja.
"Jadi, kenaikan biaya produksi bisa menyebabkan tertundanya ekspansi, atau bahkan penyesuaian input produksi, dikhawatirkan mereka mengurangi tenaga kerja," ujarnya.
Namun pemerintah bisa membantu industri dengan cara memberikan stimulus maupun insentif.
"Agar industri tetap berjalan, katakan diberikan fasilitasi dalam rangka industri sedang mengalami tekanan harus dibantu, katakan dalam biaya logistik, fasilitas ekspor, ekspor kan kapal mahal, diberikan diskon tarif listrik untuk jam tertentu, apapun yang bisa berdampak langsung terhadap industri," katanya.
Sejauh ini kata dia, pemerintah hanya memberikan bantuan pada masyarakat terdampak sebagai kompensasi atas kenaikan BBM, namun belum pada industri.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa kemampuan industri menjadi unsur utama bagi ketahanan ekonomi sebuah negara di masa pandemi.
Industri akan mendorong penciptaan lapangan kerja, dan memerlukan sektor perdagangan dalam distribusi, serta mendorong peningkatan investasi.
Baca juga: Bangkit dari Situasi Pandemi, Indonesia Berprestasi lewat Ekspor di Bidang Industri
Menjawab hal tersebut, Ahmad Heri mengatakan keanggotaan Indonesia dalam sejumlah forum seperti G20, ASEAN maupun lainnya diharapkan bisa memperkuat kerjasama yang menguntungkan.
"Kerja sama untuk aliran barang dan jasa yang lebih lancar, perlu dilakukan pertemuan dalam forum seperti kemarin itu. Negosiasi untuk menurunkan tarif non tarif, dan kerjasama investasi perdagangan yang menguntungkan saya rasa banyak," tandasnya.(*)