Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonomi Global Terancam Resesi, Bahlil Serukan Waspada, DPR Ingatkan Angka Kemiskinan Dapat Melonjak

Credit Suisse tengah mengalami permasalahan modal dan likuiditas yang berpotensi memicu krisis finansial global.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ekonomi Global Terancam Resesi, Bahlil Serukan Waspada, DPR Ingatkan Angka Kemiskinan Dapat Melonjak
kafkadesk.org
Ilustrasi resesi ekonomi global. Melambatkan ekonomi global awalnya sudah terlihat sejak perang dagang antara Amerika Serikat dengan China pada 2018, disusul pandemi Covid-19 pada 2020, dan kini makin memburuk dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengajak semua pihak untuk waspada, seiring kondisi ekonomi global yang semakin gelap atau terancam resesi.

Melambatkan ekonomi global awalnya sudah terlihat sejak perang dagang antara Amerika Serikat dengan China pada 2018, disusul pandemi Covid-19 pada 2020, dan kini makin memburuk dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina.

Kondisi ini membuat krisis energi dan pangan di sejumlah negara. Bahkan baru-baru ini terdapat potensi ketegangan antara China dengan Taiwan yang sudah di depan mata di depan mata.

“Ini penting untuk saya sampaikan bahwa dunia tidak sedang dalam kondisi baik, dinamika global yang terjadi menyebabkan pertumbuhan ekonomi global melambat dan inflasi meningkat di berbagai negara,” jelas Bahlil yang dikutip dari Kontan, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Jadi Alarm Datangnya Resesi, Lenbaga Riset Ingatkan Perlambatan Ekonomi Global Sentuh 98 Persen

Untuk diketahui, Bank Dunia, dalam laporannya 'Global Economic Prospects' per Juni 2022, bahkan telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9 persen pada tahun 2022.

Angka itu lebih rendah dari proyeksi awal di Januari 2022 yang mencapai 4,1 persen.

Meski begitu, Bahlil menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menjadi yang paling baik dibandingkan negara-negara anggota G20 lainnya.

Berita Rekomendasi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II tahun 2022 meningkat sebesar 5,44 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan inflasi terjaga di bawah 5%.

Pengangguran dan Kemiskinan Akan Melonjak

Krisis finansial global kini sudah di depan mata, di mana salah satu perusahaan perbankan utama dunia, Credit Suisse tengah mengalami permasalahan modal dan likuiditas yang berpotensi memicu krisis finansial global.

Harga saham perusahaan bank investasi terbesar asal Swiss pun mengalami penurunan tajam sebesar 60 persen sejak awal tahun.

Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad mengatakan, ini alarm bagi perekonomian Indonesia, karena dampak krisis finansial global terhadap peningkatan jumlah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.

"Kalau krisis global terjadi, dampaknya akan membuat target penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan sulit terealisasi. Ingat, target kemiskinan yang ditetapkan pemerintah di 2023 cukup optimis, yakni 7,5 persen, dan pengangguran di 6 persen," kata Kamrussamad.

"Padahal, di krisis global 2008, tingkat kemiskinan yang ditargetkan 11,5 persen di awal 2010, justru meningkat menjadi 13,5 persen. Sedangkan target tingkat pengangguran terbuka sebesar 7,4 persen," sambungnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas