Ada Tren Penurunan Harga Minyak Dunia, Muncul Desakan Harga Pertalite Kembali Jadi Rp7.650 per Liter
ahan bakar minyak (BBM) yang dijual oleh Pertamina mengalami penyesuaian harga, seiring menurunnya tren harga minyak mentah dunia.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
![Ada Tren Penurunan Harga Minyak Dunia, Muncul Desakan Harga Pertalite Kembali Jadi Rp7.650 per Liter](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/antrean-di-spbu-kota-malang-pascakenaikan-harga-bbm_20220904_050155.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bahan bakar minyak (BBM) yang dijual oleh Pertamina mengalami penyesuaian harga, seiring menurunnya tren harga minyak mentah dunia.
Pada 1 Oktober 2022, harga Pertamax mengalami penurunan di wilayah DKI Jakarta. Dari yang semula Rp14.500 kini dibanderol menjadi Rp13.900 per liter.
Kemudian untuk Pertamax Turbo dibanderol sebesar Rp14.950 per liter, sebelumnya jenis BBM ini dijual Rp15.900 per liter.
Berhembus juga kabar bahwa harga BBM subsidi jenis Pertalite juga bakal mengalami penurunan.
Hal tersebut bermula dari munculnya berbagai pendapat dari para pengamat, yang mendesak harga Pertalite agar segera diturunkan.
Baca juga: Konsumsi Pertalite Diklaim Lebih Boros, Ini Tanggapan Pemerintah
Menanggapi kabar tersebut, Pertamina langsung langsung memberikan tanggapannya.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, harga jual BBM subsidi merupakan kebijakan yang diatur oleh Pemerintah. Pertamina hanya operator yang bertugas mendistribusikan BBM ke masyarakat.
"Untuk harga BBM Subsidi (Pertalite dan Solar) penentuan harga ada di Regulator (Pemerintah), bukan Pertamina," ucap Irto kepada Tribunnews dikutip Sabtu (8/10/2022).
Berbeda dengan Pertalite, harga Pertamax Series justru akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak dunia, yang merujuk Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.
Hal ini dikarenakan penetapan harga Pertamax Series mengacu dalam Kepmen ESDM No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.
Sehingga Pertamina juga terus berkomitmen untuk menyediakan produk dengan kualitas yang terjamin dengan harga yang kompetitif diseluruh wilayah Indonesia
“Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi akan terus kami lakukan secara berkala setiap bulannya,” papar Irto.
Baca juga: Pemerintah Resmi Tambah Kuota Pertalite menjadi 29,91 Juta KL dan Solar menjadi 17,83 Juta KL
Sebelumnya, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, seharusnya pemerintah dapat menurunkan harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi ke angka sebelum adanya kenaikan, yaitu Rp7.650 per liter untuk Pertalite dan Rp5.000 per liter untuk solar subsidi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.