Analis: Tanpa Ada Intervensi Kenaikan Suku Bunga, Rupiah Berpotensi Melemah hingga Rp 15.500
Menurut Sutopo, tanpa ada intervensi kenaikan suku bunga, nilai wajar rupiah berada di level Rp 15.000 per dolar AS
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah.
Pada perdagangan di pasar spot kemarin, Senin (10/10/2022), rupiah ditutup melemah 0,44 persen atau ke Rp 15.318 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, dolar AS menguat karena mendapat dukungan dari pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell, pekan lalu.
Powell mengatakan The Fed akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi AS kembali ke target 2%.
Baca juga: Rupiah Bergerak Melemah Terhadap Dolar AS, Mendekat ke Level 15.400
"The Fed berkomitmen untuk membawa inflasi kembali ke target, meskipun pertumbuhan ekonomi menjadi taruhannya. Laporan ekonomi AS pekan lalu yang cenderung positif juga mendukung penguatan dolar AS terhadap mata uang ekonomi maju dan negara berkembang," ujar Sutopo seperti dikutip dari Kontan.co.id, Selasa (11/10/2022).
Menurut Sutopo, tanpa ada intervensi kenaikan suku bunga, nilai wajar rupiah berada di level Rp 15.000 per dolar AS. Tapi dengan kondisi saat ini, rupiah kemungkinan akan melemah hingga Rp 15.500 dalam jangka pendek.
Nilai tukar mata uang tidak semata-mata dipengaruhi faktor kenaikan suku bunga The Fed. Menurut Sutopo, masih ada sentimen lain seperti trade balance, cadangan devisa, pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Baca juga: Siang Ini, Rupiah Bergerak Melemah Dekati Level Rp15.400 per Dolar AS
"Mereka mengambil tempat masing-masing untuk menciptakan outlook ekonomi secara keseluruhan," jelasnya.