Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pimpinan JPMorgan: Inflasi Tinggi Picu Kenaikan Suku Bunga Amerika Serikat di Atas 4,5 Persen

Akan muncul turbulensi ekonomi di masa mendatang, dengan pengetatan kuantitatif dan pasokan energi yang rapuh membuat masa depan semakin tidak pasti.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pimpinan JPMorgan: Inflasi Tinggi Picu Kenaikan Suku Bunga Amerika Serikat di Atas 4,5 Persen
AFP
Gedung JPMorgan di Los Angeles. Chief Executive Officer (CEO) JPMorgan Chase & Co, Jamie Dimon memperingatkan inflasi yang terus meningkat dapat memacu suku bunga AS naik lebih tinggi dari 4,5 persen. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Chief Executive Officer (CEO) JPMorgan Chase & Co, Jamie Dimon memperingatkan inflasi yang terus meningkat dapat memacu suku bunga naik lebih tinggi dari 4,5 persen.

Dimon juga memperingatkan kemungkinan resesi ekonomi yang membayangi.

Meski begitu, menurut Dimon saat ini konsumen berada dalam kesehatan keuangan yang kuat dan masih "membelanjakan uang dengan kuat".

"Mereka mungkin bisa melakukannya selama sembilan bulan lagi sebelum inflasi dan pengeluaran menyusul mereka, itulah sebabnya saya pikir Anda akan melihat ekonomi yang kuat untuk sementara waktu," kata Dimon kepada peserta pertemuan Institute of International Finance di Washington, yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Inflasi AS Bulan September Capai 8,2 Persen, Kenaikan Suku Bunga The Fed Makin Kuat

Setelah itu pembuat kebijakan mungkin harus menaikkan suku bunga lebih dari 4,5 persen untuk menaklukan inflasi, kata Dimon.

Bos JPMorgan mengungkapkan lebih banyak turbulensi ekonomi di masa mendatang, dengan pengetatan kuantitatif dan pasokan energi yang rapuh membuat masa depan semakin tidak pasti.

"Ini buruk, hal-hal itu adalah turbulensi besar yang ada di depan kita - yang dapat dengan mudah menyebabkan resesi," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Awal pekan ini, Dimon mengatakan indeks S&P 500 dapat terkoreksi 20 persen dari level saat ini, dengan penurunan 20 persen berikutnya kemungkinan "jauh lebih menyakitkan daripada yang pertama".

Mengacu pada komentarnya baru-baru ini mengenai pasar saham, Dimon mengatakan dia tidak tahu apakah akan ada soft landing, dengan menambahkan bahwa dia "tidak berpikir begitu tetapi mungkin saja ada."

Namun dalam skenario "resesi yang sulit, orang-orang akan mengharapkan pasar turun 20-30 persen lagi", katanya.

Dalam pertemuan di Washington kemarin, Dimon mengulangi kritiknya terhadap cryptocurrency dan mengatakan aset kripto dapat digunakan untuk penipuan atau skema ponzi. Dimon juga menyebut token kripto tidak memiliki nila

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas