Antisipasi Lonjakan Penumpang saat Libur Akhir Tahun, Sandiaga Uno Dorong Penambahan Penerbangan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan berupaya mengantisipasi lonjakan harga tiket pesawat pada saat libur akhir tahun
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan berupaya mengantisipasi lonjakan harga tiket pesawat pada saat libur akhir tahun Natal dan tahun baru 2023.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, pihaknya lebih dulu mengupayakan agar kapasitas penumpang dan ketersediaan pesawat tercukupi.
"Mengenai tarif, kita lagi usahakan penambahan jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi," ujarnya dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Gedung Kemenparekraf, Jakarta, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Bangkitkan Ekonomi, Pelaku UMKM dan Konten Kreator Ikuti Pelatihan Pemasaran Bareng Sandiaga
Dengan demikian, Sandiaga Uno menargetkan harga tiket pesawat tidak mengalami lonjakan dan bisa terjangkau oleh masyarakat.
"Kita harapkan masa akhir tahun, masa liburan, tiket pesawat tidak naik secara signifikan dan tetap terjangkau," katanya.
Lebih lanjut, dia menambahkan, Kemenparekraf juga akan melakukan komunikasi dengan maskapai dan kementerian lainnya.
"Ini kita koordinasikan dengan Kementerian Perhubungan, maskapai penerbangan, serta pelaku stakeholders di sektor parekraf termasuk BUMN yang in joining," pungkas Sandiaga Uno.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta maskapai penerbangan melakukan upaya efisiensi sekaligus membuat inovasi untuk mengelola harga tiket pesawat agar lebih terjangkau masyarakat.
Salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah memberikan potongan harga atau diskon pada waktu-waktu tertentu.
“Melakukan efisiensi, memberikan diskon dan tarif yang lebih murah di waktu-waktu tertentu, dan inovasi-inovasi lainnya,” kata Budi Karya dalam keterangannya yang diterima Tribunnews, Minggu (21/8/2022).
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Ajak Masyarakat Banten Gabung Gerakan Bangga Buatan Indonesia
Upaya kedua yang bisa dilakukan maskapai, menurut mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu, yakni melakukan upaya bersama antara pemda, maskapai, dan penumpang untuk memaksimalkan keterisian penumpang di waktu-waktu tertentu.
“Di hari kerja, misalnya di hari Rabu pada siang hari, biasanya okupansi rata-rata hanya 50 persen. Maskapai harus mempromosikan diskon atau menurunkan harga karena demand yang rendah," ujarnya.
Dia mengatakan, masyarakat bisa memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk mendapatkan tiket yang lebih murah, agar tingkat keterisian penumpang semakin meningkat dan harga tiketnya stabil.
"Secara kumulatif pendapatan maskapai meningkat dan akan memberi ruang agar tidak mengenakan tarif batas atas pada waktu puncak,” tutur Budi Karya.
Upaya lain yang dapat dilakukan, menurut Budi Karya, adalah meningkatkan peran pemerintah daerah melalui pemberian subsidi lewat block seat, di mana Pemda menjamin tingkat keterisian agar bisa lebih dari 60 persen.
“Contohnya yang dilakukan Pemda di Toraja, Sulawesi Selatan. Mereka memberikan dukungan kepada maskapai sehingga tingkat keterisian bisa di atas 70 persen dan maskapai bisa terus melayani rute tersebut dengan harga yang terjangkau, karena kepastian okupansinya,” kata Menhub.
Upaya selanjutnya adalah usulan dari stakeholder menghilangkan atau menurunkan pajak pertambahan nilai (PPN) avtur menjadi 5 persen.
Baca juga: Sandiaga dan HIPMI Nganjuk Resmikan Taman Wisata The Carnival
“Avtur mempengaruhi biaya operasional penerbangan sekitar 40 persen lebih, terlebih untuk pesawat kecil seperti propeller yang melayani daerah-daerah pelosok. Kami akan mengusulkan kepada Kementerian Keuangan terkait hal ini. Kalau semua upaya ini bisa dilakukan, diharapkan dapat menstabilkan harga tiket antara 15-20 persen,” ucap Budi Karya.