Pasokan Pangan Dunia Terancam Pasca Rusia Tarik Diri dari Kesepakatan Gandum Laut Hitam
Rusia menangguhkan keterlibatan negaranya dalam kesepakatan biji-bijian PBB untuk "jangka waktu tidak terbatas"
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Mundurnya Rusia dari kesepakatan ekspor biji-bijian yang ditengahi Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB akan berdampak pada krisis pangan global dan memicu kenaikan harga pangan.
Seperti diketahui, Rusia menangguhkan partisipasi dalam kesepakatan biji-bijian PBB untuk "jangka waktu tidak terbatas" setelah apa yang dikatakannya sebagai serangan pesawat tak berawak besar-besaran oleh Ukraina terhadap armada Laut Hitam di Krimea.
"Kalau saya harus mengganti kapal yang seharusnya datang dari Ukraina, apa saja pilihannya? Tidak banyak kok," kata salah satu pedagang biji-bijian asal Singapura yang memasok gandum ke pembeli di Asia dan Timur Tengah.
Dikutip dari Reuters, Senin (31/10/2022), harga gandum global telah melonjak ke level tertinggi pada awal tahun ini.
Harga jagung pun juga mencapai level tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir karena invasi Rusia ke Ukraina menambah bahan bakar ke reli yang dipicu oleh cuaca buruk dan gangguan pasokan akibat Covid-19.
Australia yang merupakan pemasok gandum utama ke Asia, tidak mungkin dapat mengisi kesenjangan pasokan dengan slot pengiriman yang dipesan hingga Februari tahun depan.
Baca juga: Vladimir Putin Hentikan Ekspor Gandum di Laut Hitam Ukraina, Presiden AS Ngamuk
"Kita harus melihat bagaimana situasinya. Tidak jelas apakah Ukraina akan terus mengirimkan biji-bijian dan apa yang terjadi pada ekspor Rusia," kata pedagang biji-bijian yang berbasis di Singapura.
Di bawah kesepakatan biji-bijian yang ditengahi PBB, Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) yang terdiri dari pejabat PBB, Turki, Rusia dan Ukraina menyetujui pergerakan kapal dan memeriksa kapal.
Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia Halangi Penerapan Penuh Kesepakatan Gandum
Lebih dari 9,5 juta ton jagung, gandum, produk bunga matahari, barley, rapeseed dan kedelai telah diekspor dari Laut Hitam sejak Juli.