Harga Rumah Semakin Mahal, Pengembang: Trennya Naik Terus, Tapi Itu Investasi
Generasi milenial disebut Menteri Keuangan Sri Mulyani semakin sulit memiliki rumah atau hunian.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Generasi milenial disebut Menteri Keuangan Sri Mulyani semakin sulit memiliki rumah atau hunian.
Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga properti yang tidak sebanding dengan pendapatan mereka.
Menanggapi hal tersebut, Sales Director Duta Putra Land Effendi Aphing mengatakan harga rumah semakin lama memang akan naik.
Baca juga: Generasi Milenial dan Z Dominasi Pasar Industri Properti Premium
"Kalau beli rumah itu namanya investasi. Berarti tidak akan dibiarkan tak berkembang. Nanti investasinya mati," katanya usai peluncuran klaster Pasadena Grand Duta City, Bekasi, Senin (28/11/2022).
Ia mencontohkan investasi yang berkembang adalah saat konsumen membeli rumah seharga 100 juta, akan menjadi 500 juta sepuluh tahun mendatang.
Nilai jual akan semakin bertambah apabila rumah itu berada di kawasan yang diminati oleh orang lain.
"Dengan harga yang semakin naik, kita punya nilai jual. Nanti juga semakin bagus. Jadi, harga rumah memang trennya naik terus. Pasti naik. Kita harus buat seperti itu," ujar Effendi.
Ia juga mendorong pihak bank membuat suatu skema guna menanggulangi harga rumah yang mahal.
Effendi berujar bank perlu membuat suatu skema cara pembayaran atau cara uang muka yang bisa diterima oleh konsumen.
Baca juga: Kenaikan Harga Properti Residensial Terus Berlanjut Hingga Triwulan III 2022.
"Skema itu harus pas dengan gaji ataupun tabungan mereka mendanai DPnya," katanya
Menurut dia, rumah adalah kebutuhan penting dan primer setiap orang.
Maka dari itu, penting skema ini terwujud agar orang-orang bisa memiliki rumah.