CEO Uber Janji Tak Akan Pangkas Karyawan Meski Badai PHK Hantam Industri Teknologi
beberapa saingan Uber yang bergerak di bidang pengiriman barang menghadapi kemunduran pendapatan, hingga berdampak pada aksi pemutusan hubungan kerja
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Perusahaan transportasi online Uber Technologies Inc. berjanji untuk tetap mempertahankan para karyawan, di tengah ramainya aksi pemecatan yang dilakukan sejumlah raksasa teknologi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Chief Executive Officer Dara Khosrowshahi, pada Kamis (1/12/2022) setelah beberapa saingan Uber yang bergerak di bidang pengiriman barang menghadapi kemunduran pendapatan, hingga berdampak pada aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ribuan karyawan.
Baca juga: Industri Media Diterpa Badai PHK, CNN Pangkas Ratusan Pekerja dan Ini Isi Memo ke Karyawan
Seperti perusahaan jasa antar makanan DoorDash yang mengumumkan PHK terhadap 1.250 tenaga kerjanya pada Rabu (30/11/2022). Perusahaan yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat ini terpaksa melakukan pemecatan setelah pendapatannya anjlok karena permintaan konsumen dan kepercayaan investor melemah akibat terdampak kenaikan suku bunga The Fed.
Pemecatan tersebut dilakukan DoorDash menyusul aksi pemutusan hubungan kerja yang dialami Lyft, dimana pada bulan lalu layanan transportasi online ini mengurangi jumlah karyawan sebesar 13 persen atau sekitar 1.250 staf, serta menutup bisnis kendaraan pihak pertama untuk mengendalikan laju pengeluaran perusahaan.
Meski industri transportasi tengah menghadapi kontraksi panas akibat terdampak inflasi, namun bos Uber Khosrowshahi menegaskan bahwa kondisi ekonomi perusahaannya di kuartal ketiga tengah mencatatkan kenaikan dengan melonjakan sebesar 72 persen, kenaikan ini lantas membawa laba Uber melesat jadi 8,34 miliar dolar AS atau sekitar Rp 128 triliun (satuan kurs Rp15.420).
Jumlah tersebut melonjak dari proyeksi sebelumnya lantaran terdorong oleh permintaan yang kuat untuk layanan perjalanan dan pengiriman makanan khususnya di kawasan Amerika.
Baca juga: Di Tengah Badai PHK Terjadi Pergeseran Pola Kerja, Milenial Inginkan Fleksibilitas Dalam Bekerja
“Kami tidak melihat tanda-tanda kelemahan, kami saat ini berada di tempat yang baik,” ujar Khosrowshahi dalam acara Economic Club of Chicago.
Khosrowshahi menyebut bahwa kenaikan pendapatan di kuartal ini menjadi angin segar yang dapat meredakan kekhawatiran investor akan ancaman kebangkrutan akibat inflasi. Alasan ini yang membuat Uber yakin apabila perusahaannya tak akan melakukan pemecatan seperti yang lainnya.