Kaleidoskop 2022: Kenaikan BI7DRR, Beban Pembiayaan dan Terkereknya Suku Bunga Deposito
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, transmisi kenaikan suku bunga acuan yang pertama terhadap suku bunga kredit dan bunga dana perbankan masih minim
Editor: Hendra Gunawan
![Kaleidoskop 2022: Kenaikan BI7DRR, Beban Pembiayaan dan Terkereknya Suku Bunga Deposito](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ancaman-resesi-ekonomi-global-2023_20221002_182055.jpg)
"Bunga KPR akhir tahun bisa naik 1-2 persen. Jadi kemungkinan saja penurunan (pangsa pasar KPR) 4-10 persen," kata dia.
Kendati demikian, dia bilang, masyarakat yang sedang mengambil KPR tidak perlu khawatir. Sebab, dalam siklus KPR pasti akan mengalami naik-turunnya bunga KPR. Dengan demikian, meski saat ini hingga beberapa saat ke depan harus membayar cicilan KPR tinggi, tapi ketika tren kenaikan suku bunga acuan BI sudah berakhir maka bunga KPR akan kembali turun.
"Jadi ketika saat ini naik harusnya tidak masalah, nanti mereka akan merasakan bunga rendah lagi di pertengahn periode KPR-nya. Tapi memang di awal-awal cicilan akan tinggi," jelas Ali.
Pendanaan Emiten
Pada sektor pasar modal, kenaikan suku bunga acuan dinilai dapat berdampak negatif terhadap pendanaan emiten. Ini karena kenaikan suku bunga bisa membuat cost of fund atau biaya pendanaan meningkat.
Baca juga: Penurunan Suku Bunga KUR Super Mikro Dinilai Tepat di Tengah Ancaman Gelombang PHK
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, sektor konstruksi dan teknologi akan sangat terpengaruh kenaikan cost of fund akibat naiknya suku bunga. Ini karena umumnya debt to equity ratio alias DER di sektor ini cukup tinggi,
“Karena semua penjualan dalam bentuk proyek sebetulnya membutuhkan pendanaan terlebih dahulu untuk mengerjakan dan ketika proyek selesai baru bisa dilepas,” kata Wawan.
Akibatnya, cashflow perusahaan konstruksi menjadi ketat dan emiten akan terus mencari pendanaan dengan cara berutang atau melakukan initial public offering (IPO) anak usaha.
Hal yang serupa juga terjadi pada emiten sektor teknologi yang umumnya dari sisi penjualan meningkat tetapi belum memiliki laba (profit). Ini karena emiten masih berada pada periode "bakar duit" dan promosi. Semakin mahal pendanaan, maka semakin tipis juga uang yang bisa dibakar, dan efisiensi akhirnya akan dilakukan.
“Untuk kedua sektor di atas saya sarankan wait and see saja,” ujar Wawan.
Perbankan Kerek Bunga Deposito
Kenaikan suku bunga acuan ini bakalan menjadi momentum menarik bagi masyarakat yang lebih suka menyimpan uangnya atau berinvestasi dalam bentuk deposito.
Karena bank perlahan mulai mengerek bunga depositonya, hal ini sebagai respons adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 50 bps atau 0,5 persen menjadi 5,25 persen.
PT Bank Central Asia Tbk atau BCA misalnya, telah menaikkan suku bunga deposito guna menyesuaikan kenaikan BI Rate. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, bank telah menaikkan suku bunga deposito secara bertahap sejak Oktober 2022 baik rupiah maupun valas secara berkala.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.