Kementan Dorong Peningkatan Produksi Komoditas Melalui Perkebunan Bioindustri
Kementerian Pertanian terus berupaya mencari solusi demi meningkatkan produksi/produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian terus berupaya mencari solusi demi meningkatkan produksi/produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk komoditas perkebunan.
"Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong Era Baru Perkebunan Indonesia melalui Perkebunan Bioindustri.
Perkebunan bioindustri ini dikembangkan melalui pemanfaatan teknologi modern dan dicirikan dengan penggunaan varietas unggul, efisien, efektif dan integratif, sustainable waste, ecofriendly, menerapan GAP dan GHP, mekanisasi pertanian serta pemanfaatan Internet of Things (IoT)," ujar Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah pada talkshow bertema 'Membangun Perkebunan Bioindustri' di JCC Senayan Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Baca juga: BI Prediksi Inflasi Desember 0,44 Persen, Komoditas Telur Ayam Jadi Penyumbang Utama
Andi Nur menjelaskan, demi mewujudkan perkebunan bioindustri, Direktorat Jenderal Perkebunan melakukan reofirentasi pada program dan manajemen.
Reorientasi dimaksud seperti Program, dimana dilakukan penguatan logistik perkebunan (BUN500) melalui penguatan nursery dan mendorong perbenihan mandiri.
Kemudian dilakukan pengembangan komoditas berbasis kawasan baik kawasan tanaman tahunan dan penyegar maupun kawasan tanaman semusim dan rempah.
Selain itu juga melakukan peningkatan produksi, produktivitas dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OTP), serta peningkatan mutu dan pengembangan produk perkebunan.
Tak hanya itu, Lanjut Andi Nur, pihaknya juga memiliki program Perkebunan partisipatif (Pasti) yang dilakukan melalui peningkatan kapasitas usaha salah satunya kelapa genjah, pengembangan korporasi kopi, pembangunan pabrik mini minyak goreng (PAMIGO) dan pengembangan gula non tebu (stevia).
Selain itu, program selanjutnya, ada Ekosistem perkebunan (eksis) dan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dikembangkan melalui tumpang sari kelapa sawit dengan tanaman pangan (Kesatria).
Baca juga: Gandeng KemenKopUKM, Perusahaan Ini Kembangkan Rantai Pasok Komoditas Bahan Baku Jamu Bagi UMKM
Dalam upaya mengimplementasikan program perkebunan tentunya perlu didukung salah satunya dengan menggerakkan dan mengoptimalkan peranan prekebun milenial, infrastruktur yang memadai seperti pembangunan laboratorium dan nurseri, Mindset yang fokus, resposif serta kolaboratif.
"Perlunya ciptakan ruang dalam berinteraksi, bekerja sama dan berinovasi bagi stakeholder perkebunan secara khusus dan masyarakat secara umum serta mewujudkan keselarasan dalam kegiatan kewirausahaan di subsektor perkebunan yang inovatif, berdaya saing, dinamis dan terus berkembang, salah satunya melalui kegiatan Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) ini," ujarnya.
Baca juga: IKAPPI Soroti Kenaikan Harga Komoditas Jelang Nataru: Permintaan Belum Tinggi, Harga Sudah Naik
Andi Nur berharap Bunex ini bisa menjadi tempat pengembangan perkebunan Indonesia yang Maju, Mandiri dan Modern. Bunex merupakan sarana promosi bagi wirausaha (investasi) di sub sektor Perkebunan dan sebagai motivasi pekebun/petani Indonesia agar menjadi pekebun/petani yang tangguh, unggul, dan mampu bersaing secara lokal maupun global, serta menyediakan ruang kolaborasi dan sinergi bagi Pekebun/Petani Indonesia untuk saling berinteraksi, bekerjasama, dan berinovasi.