Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonom Prediksi Puncak Suku Bunga Acuan Bank Indonesia pada Kuartal I 2022

Puncak suku bunga BI di kisaran 5,5 persen hingga 5,75 persen di kuartal I 2023, dan kemudian bertahan di level tersebut hingga akhir tahun.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ekonom Prediksi Puncak Suku Bunga Acuan Bank Indonesia pada Kuartal I 2022
HO
Ilustrasi suku bunga Bank Indonesia. Chief Economist dan Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan memandang Bank Indonesia (BI) sudah mendekati puncak dari siklus kenaikan suku bunganya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chief Economist dan Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan memandang Bank Indonesia (BI) sudah mendekati puncak dari siklus kenaikan suku bunganya.

Sebab dari sisi inflasi, tingkat inflasi berpotensi menjinak di 2023 karena efek dari normalisasi harga pangan dan minyak dunia, serta redanya dampak kenaikan harga BBM.

"Oleh karena itu, kami melihat Bank Indonesia akan mencapai puncak suku bunganya di paruh pertama 2023," ujar dia melalui risetnya, Senin (26/12/2022).

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik Lagi, Bersiap Hadapi Kenaikan Bunga KPR dan Perbankan Bidik Pertumbuhan

Katarina memperkirakan puncak suku bunga BI di kisaran 5,5 persen hingga 5,75 persen di kuartal I 2023, dan kemudian bertahan di level tersebut hingga akhir tahun.

Selain itu, menurutnya ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika yang lebih terbatas akan mengurangi tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga.

Lebih lanjut, dirinya melihat kondisi perekonomian global di 2023 masih akan dipengaruhi oleh dinamika dari tahun 2022.

Berita Rekomendasi

Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 diperkirakan melemah sebagai dampak pengetatan likuiditas global secara agresif di 2022, karena terdapat dampak tertunda dari kenaikan suku bunga terhadap ekonomi.

Katarina menambahkan, kawasan negara maju akan merasakan dampak pelemahan yang lebih besar karena kenaikan suku bunga yang lebih agresif dan inflasi tinggi di 2022.

"Oleh karena itu, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan berada pada level sangat rendah di 2023 dan juga terdapat risiko resesi ekonomi di kawasan negara maju," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas