Penetrasi Masih Rendah, Pelaku Industri Emas Digital Kesulitan Genjot Literasi Keuangan Masyarakat
Literasi keuangan telah dilakukan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani selama bertahun-tahun, namun sampai saat ini masih rendah.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chief Operating Officer (COO) Lakuemas Geoffrey Aten optimis akan tren emas digital pada 2023 akan meningkat.
Namun, ada satu tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku industri investasi emas digital, yaitu literasinya.
"Kita omongin soal literasi digital gold, itu susah. Namanya kita omongin soal literasi keuangan, itu susah," katanya ketika peluncuran fitur terbaru Lakuemas, Elite, di kawasan Letjen S. Parman, Jakarta Barat, Rabu (28/12/2022).
Baca juga: Perkumpulan Pedagang Emas Digital Indonesia Gabung Jadi Mitra BAPPEBTI
Menurut dia, literasi keuangan telah dilakukan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani selama bertahun-tahun.
"250 juta masyarkat sudah berapa sih yang punya rekening bank? Apakah sudah setengahnya?" Ujar Geoffrey.
Hal itu yang membuat emas digital kesulitan melakukan penetrasi. Terlebih, ia menyebut industri ini baru berjalan dua hingga tiga tahun ke belakang.
"Nah, itu challenge dari industri ini. Saya rasa selain kami, Pluang dan Treasury, juga mencoba melakukan literasi emas digital," kata Geoffrey.
Kini, industri emas digital Tanah Air diramaikan oleh empat pemain.
Geoffrey mengatakan dari empat pemain itu ada tiga yang sudah mengantongi izin dan aktif bermain di industri.