Inflasi Desember 2022 Diprediksi 5,4 persen, Ekses Kenaikan Tarif Angkutan Umum dan Harga Pangan
Kenaikan tarif angkutan umum dan harga pangan menjadi kontribusi utama inflasi di bulan Desember.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inflasi yang diukur dari indeks harga konsumen (IHK) bulan Desember 2022 diprediksi mencapai 5,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Sementara secara bulanan (month to month) inflasi IHK berkisar di angka 0,5 persen.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual menilai, kenaikan tarif angkutan umum dan harga pangan menjadi kontribusi utama inflasi di bulan ini.
Hal tersebut dikarenakan faktor musiman yakni tingkat konsumsi masyarakat mengalami peningkatan pada periode Natal dan Tahun Baru.
"Inflasi 0,5 persen month to month, atau 5,4 persen year on year. Inflasi dipengaruhi faktor musiman seperti kenaikan tarif angkutan dan harga pangan," ," kata David kepada Tribunnews, Sabtu (31/12/2022).
David juga melihat, pada awal 2023 inflasi masih akan terjadi. Khusus tahun depan, inflasi disebabkan adanya faktor kenaikan upah hingga meningkatnya tarif layanan jasa.
"Inflasi di awal tahun depan masih akan dipengaruhi peningkatan inflasi di sektor jasa, termasuk kenaikan upah," pungkas David.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Inflasi IHK pada November 2022 tercatat rendah 0,09 persen (mtm), meskipun lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,11 persen (mtm).
Baca juga: Inflasi Sri Lanka Menurun ke 57,2 Persen di Desember
Sementara itu, inflasi IHK secara tahunan tercatat 5,42 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 5,71 persen (yoy).