Naik Jadi Bank Terbesar ke-6 di RI, Ini Harapan Erick Thohir ke Bank Syariah Indonesia
Total aset Bank Syariah Indonesia per kuartal IV 2022 telah tumbuh 15 persen menjadi Rp 306 triliun.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil melesat menjadi bank terbesar ke-6 di Indonesia dengan melewati CIMB Niaga.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, pertumbuhan kinerja BSI merupakan buah kerja keras dari transformasi perusahaan yang berdampak besar pada aspek efisiensi.
Menurut Erick, merger yang dilakukan pada dua tahun lalu membuahkan hasil yang positif.
"Alhamdulillah kinerja BSI sepanjang tahun lalu tumbuh signifikan. Kita bisa lihat dari laba bersih BSI yang mencapai Rp4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen secara year on year (year on year/yoy) di akhir 2022," ujar Erick di Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Baca juga: Gelar Global Islamic Finance Summit 2023, Dirut BSI: Pendanaan Syariah Masih Ada Gap
Erick membeberkan, per kuartal IV 2022, total aset BSI tumbuh 15 persen menjadi Rp 306 triliun.
Peningkatan juga terjadi pada dana pihak ketiga (DPK) yang naik 12 persen (yoy) menjadi Rp 261,49 triliun. Sementara pembiayaan BSI tumbuh 21 persen (yoy) menjadi Rp 208 triliun.
Dari sisi kualitas aset, lanjut Erick, rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) Gross bergerak menurun dari 2,93 persen menjadi 2,42 persen per Desember 2022.
Seiring penurunan itu, NPF Net pun susut 0,87 persen menjadi 0,57 persen. Sedangkan pencadangan yang digambarkan NPF Coverage naik dari 148,87 persen menjadi 183,12 persen.
"Dengan capaian ini, BSI berhasil naik satu peringkat menjadi bank nomor enam terbesar di Indonesia," ucap Erick.
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu mengaku gembira dengan peningkatan kinerja dan pertumbuhan aset BSI tembus ratusan triliun.
Melalui akses perbankan yang kuat, BSI diharapkan mampu seperti BRI yang mendampingi dan meningkatkan skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Erick menaruh harapan besar kepada BSI untuk menjadi wadah dan ekosistem bagi industri halal nasional.
Ia menilai penguatan akses pembiayaan dapat berdampak luas pada kemajuan industri halal nasional.
"Dalam pengembangan ekonomi, financial gains itu paling penting. Market besar Indonesia sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia harus menjadikan kita sebagai pemain industri halal dunia, bukan hanya sekadar penonton bagi industri halal negara lain," lanjut Erick.
Dirinya meyakini pertumbuhan positif tak hanya memperkokoh BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Erick menargetkan BSI yang saat ini menempati peringkat 14 bank syariah dunia dapat masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar dunia pada 2025.
"Bismillah, dengan kerja keras, kolaborasi, dan konsistensi dalam mengembangkan industri halal, BSI dapat sejajar dengan bank-bank syariah besar lain di dunia," pungkas Erick.