Jelang Ramadan, Komisi IV DPR Minta Pemerintah Jaga Ketersediaan Pasokan Sembako
Komisi IV DPR minta pemerintah menjaga pasokan sembilan bahan pokok (sembako) menjelang datangnya bulan suci Ramadan.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Slamet, meminta pemerintah menjaga pasokan sembilan bahan pokok (sembako) menjelang datangnya bulan suci Ramadan.
Menurutnya, beberapa jenis bahan pokok masyarakat mengalami kelangkaan di sejumlah wilayah seperti minyak goreng dan beras 5 kg di sejumlah toko retail.
“Saya melihat pemerintah hanya bercuap-cuap terkait kenaikan harga sembako di pasaran namun belum memberi perhatian khusus kepada pasokan bahan pangan yang cukup. Padahal jika harga pangan naik itu adalah sinyal keterbatasan pasokan pangan,” kata Slamet kepada wartawan Kamis (23/2/2023).
Selain pasokan, kata Slamet, pemerintah juga harus terus menjaga aksesbilitas masyarakat terhadap pangan dari segi keterjangkauan harga serta ketersediaannya.
“Ungkapan tersebut bukan tanpa alasan mengingat rilis indeks keamanan pangan Indonesia menunjukkan penurunan yang cukup tajam dan salah satu nilai yang paling mengalami penurunan tajam adalah aksesibilitas terhadap pangan,” ujar legislator PKS itu.
Baru-baru ini Gubernur Jawa Timur, Khofifa Indar Parawansa mengeluhkan mengenai ketersediaan beras di Jawa Timur padahal menurutnya provinsi yang ia pimpin tersebut surplus beras 3,1 juta ton namun beras mengalami kelangkaan di pasaran.
Senada dengan hal tersebut politisi senior PKS ini meminta pemerintah untuk mengambil langkah strategis menjaga pasokan pangan strategis sehingga memberikan rasa aman dan bahagia bagi masyarakat yang tengah menyambut kedatangan bulan suci Ramadan.
Baca juga: Memasuki Masa Panen, Jokowi Yakin Harga Beras di Berbagai Daerah akan Turun
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) menunjukkan beberapa komoditas strategis mengalami kenaikan harga (perbandingan day to day) seperti cabai merah keriting 0,65 persen Rp. 300 rupiah, cabai rawit merah 1,39 persen Rp. 850, minyak goreng bermerek kelas 1 0,23 persen, gula pasir 0,32 persen.